Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggagas Lahirnya Pusat Studi Islam di Prabumulih

2 November 2017   14:39 Diperbarui: 2 November 2017   14:47 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Islamic Center Kota Prabumulih. (Dokumentasi Pribadi)

 

 

By. Fikri Jamil Lubay

Prabumulih dan Islam mungkin dua kata yang terasa asing ditelinga bila dipadu padankan.  Aksioma tersebut juga tentu bisa membuat alergi banyak orang terkait dengan sebuah gagasan untuk menjadikan Prabumulih sebagai Pusat Studi bagi Agama Islam. Sebuah gagasan untuk menjadikan Kota Prabumulih yang berada dibagian Selatan dari Provinsi Sumatera Selatan tentu tidak asal comot dan sebuah isapan jempol belaka, namun berdasarkan sebuah fakta sejarah yang panjang bagi Kota Prabumulih itu sendiri.

Kota Prabumulih yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Muara Enim sejak 17 Tahun yang lampau (2001), telah menjelma menjadi kekuatan tersendiri di Provinsi Sumatera Selatan. Kota Prabumulih merupakan salah satu contoh yang bisa disebut sebagai kota yang berhasil mengembangkan dan menggali potensi diri setelah bergulirnya otonomi daerah paska reformasi 1998. Kota Prabumuloih bisa juga menjadi contoh sebagai daerah yang bisa disebut berhasil dalam pengembangan berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Slogan menjadikan masyarakatnya sejahtera dalam semboyan "seinggok sepemunyian" yang dikemas dalam Visi Prabumulih PRIMA (Prestasi, Religius, Inovatif, Mandiri dan Aman) adalah motor (trigger) penggerak dalam percepatan pembangunan. Kota Prabumulih yang mengutamakan toleransi dalam kehidupan sehari-harinya tidak jarang menemukan akar persoalan penting dalam penyelesaian perselisihan-perselisihan kemasyarakatan dengan cara bermusyawarah untuk mufakat. Akibatnya adalah hampir tidak pernah ditemukan gesekan-gesekan baik antar umat, suku, ras, agama dan golongan (SARA).

Sejarah Prabumulih juga mencatat bahwa konfigurasi budaya dan masyarakat Prabumulih yang walaupun didominasi oleh Kaum Muslimin (Islam) namun menjadikan Pancasila sebagai perekat toleransi yang berisi nilai-nilai dan norma Islam yang luhur dan tertanam didalam lima sila Pancasila. Kota Prabumulih tidak hanya menjadi pancasila sebagai slogan "Saya Indonesia Saya Pancasila", namun juga menjadikan Pancasila betul-betul sebagai  roh bagi masyarakat Kota Prabumulih

Nilai-nilai dan norma-norma lokal dan Islam berpadu padan menjadi toleransi antar umat dan menghantarkan Islam sebagai agama yang humanis, toleran, maju dan berkembang serta menjadi perekat dan leader dalam kehidupan beragama di Kota Prabumulih. Islam yang ada di Kota Prabumulih ini tentu bisa lebih mendalam untuk dapat dikaji dan dikembangkan terutama bila bisa menjadikan Islam sebagai suatu kebutuhan yang bisa melembaga dengan baik melaui suatu Pusat Studi Islam Prabumulih.

Terus, pertanyaannya yang mendasar adalah "mungkinkah Pusat Studi Islam itu lahir dan berkembang di Prabumulih?"

Prasyarat utama kehidupan toleransi umat beragama di Prabumulih sudah terpenuhi dan teruji. Pra syarat itu tentu bisa menjadi modal dasar dalam membangun Islam yang "kaffah" dan "rahmatan lil alamin" di Kota Prabumulih.  Menularkan budaya toleransi ke strata yang lebih tinggi adalah kewajiban setiap umat Islam. Karena itu beberapa alasan ini bisa menjadi acuan dalam pengembangan Pusat Studi Islam di Prabumulih yaitu :

(1) Prabumulih telah memiliki Islamic Center yang lengkap

Tidak perlu diragukan lagi, bila anda membandingkan kelengkapan, kemegahan dan kemewahan Islamic center Kota Prabumulih dengan Islamic Center yang ada di Kabupaten/Kota yang lain.

Islamic Center  yang berlokasi di jalan lingkar timur telah dibangun secara bertahap sejak tahun 2008 yang lalu mulai menampakkan kehidupannya dan sukses dipakai sebagai tempat ibadah umat Islam pada saat Sholat idul fitri 1438 H yang lalu. Mungkin hanya di Islamic Center Prabumulih inilah berdiri kokoh Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang berkapasitas tidak kurang dari 116 tempat tidur.

Gedung Rusunawa yang berdiri megah di Komplek Islamic Center Kota Prabumulih. (Dokumentasi Pribadi)
Gedung Rusunawa yang berdiri megah di Komplek Islamic Center Kota Prabumulih. (Dokumentasi Pribadi)
Dilokasi ini juga telah tersedia berbagai macam bangunan penunjang seperti aula dan mesjid dengan kapasitas tidak kurang dari 2000 jema'ah. Disini juga sudah berkegiatan dan berkumpul ormas-ormas Islam seperti NU, MUI dan juga BAZNAS kota Prabumulih. Lokasi IC yang masih asri dan hijau serta dikelilingi oleh hutan belantara dan hutan produksi perkebunan karet. Dibelakang IC  terdapat sungai kelekar yang membentang dari hulu ke hilir serta disisinya terdapat makam Puyang Gunung Ibul yang melegenda dan dikeramatkan oleh Masyarakat sekitar.

Lokasi yang mudah dijangkau dari berbagai titik di Kota Prabumulih dan tepat diseberangnya terdapat SMA negeri 7 Kota Prabumulih. Lebih ke Timur lagi terdapat Polsek Timur yang berdiri dengan gagahnya dan perumahan penduduk.

Islamic Center Kota Prabumulih dari udara. (Dokumentasi Pribadi)
Islamic Center Kota Prabumulih dari udara. (Dokumentasi Pribadi)
(2) Berdirinya banyak rumah ibadah di Kota Prabumulih

Lima tahun terakhir telah banyak berdiri rumah-rumah ibadah di Kota Prabumulih baik yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Prabumulih maupun swadaya masyarakat. Uniknya lagi adalah tidak hanya mesjid yang menjamur di Kota Prabumulih. Namun umat-umat Kristiani juga bisa mendirikan gereja, umat Hindu telah memiliki Pura,  dan tidak ketinggalan umat Budha pun telah beribadah di beberapa Vihara.

Pembangunan Mesjid dan Mushola di Kota Prabumulih pun tidak diperkenankan oleh Pemerintah Kota untuk "mengemis" dipinggir jalan namun diselesaikan dengan baik oleh Pemerintah Kota Prabumulih melalui APBD. Makanya tidak heran bila anda melewati Kota Prabumulih jangan berharap akan ketemu dengan masyarakat yang menenteng kotak amal meminta-minta sumbangan untuk membangun rumah ibadah.

(3) Visi Prabumulih adalah Prabumulih PRIMA

Visi Prabumulih PRIMA yang menjadikan  "Religius" sebagai basement (pondasi) bagi keberlanjutan generasi Kota Prabumulih kedepan. Baca Tulis Al Qur'an (BTA) diwajibkan bagi siswa di Sekolah Dasar untuk menjadikan mereka insan cendekia. Insan yang cakap secara keilmuan dan taqwa dalam kebertuhanan. Kepala Sekolah yang tidak cakap dan tidak siap untuk menjadikan anak didiknya bisa BTA dipersilahkan untuk mengundurkan diri dalam kurun waktu tertentu.

Anak-anak disekolah dasar pun dididik untuk dapat sholat dan memahaminya dengan baik dan benar. Evaluasi atas program ini juga dilakukan secara kontinyu, terus menerus dan terpadu dengan melibatkan berbagai elemen pemerintah bersama masyarakat.

Visi Prabumulih PRIMA yang telah memasuki periode kedua pemerintahan di Prabumulih mengindikasikan jaminan (garansi) pembangunan yang bertahap (gradual), serentak dan berkesinambungan. Konsistensi pembangunan Prabumulih cukup tergambar dari penggunaan visi pembangunan Kota Prabumulih disetiap periodisasi pemerintahan yang berubah-ubah tongkat estafetnya mengikuti tahapan pilkada. Rakyat Prabumulih yang sudah cerdas dan terlatih serta terbiasa dalam menentukan pemimpin yang akan menjadi walikotanya tentu akan menjadi pengamat sekaligus pengambil keputusan yang jitu untuk terus atau tidaknya roda pembangunan.

(4) ZIS yang benar itu sudah ada di Prabumulih

Zakat, Infak dan Sadaqah atau ZIS itu sudah ada di Prabumulih. Klaim atau pembenaran atas ZIS Prabumulih itulah bentuk yang benar mungkin terkesan berlebihan. Namun faktanya adalah ZIS yang ada dan dikelola secara profesional dan kolektif melalui BAZNAS Kota Prabumulih telah memberikan banyak kemanfaatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

ZIS yang menjadikan iuran, zakat, infak dan sadaqah PNS dan pegawai Pemerintah Kota Prabumulih sebagai sumber utama dalam pelaksanaan kegiatannya. ZIS melalui iuran pegawai Pemkot Prabumulih selama tiga tahun terakhir ini terbukti telah menjadi salah satu solusi jitu mempercepat peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Prabumulih.

Apresiasi terhadap Baznas Kota Prabumulih terbukti sudah mendapatkan Baznas Award tahun 2014 yang silam dan Piagam rekor MURI 2016 atas kemampuan BAZNAS Kota Prabumulih dalam membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak menggunakan dana APBD.

(5) Heterogenitas SARA di Prabumulih.

Islam sebagai agama yang mayoritas tidak menjadikan Prabumulih sebagai Kota yang ekslusif dalam urusan spesifik agama Islam. Justru model pengembangan Islam itu menjadi akar dan cenderung menguat dalam toleransi keberagaman baik sesama muslim maupun non muslim.

Di Kota ini pun tergambar bagaimana umat (NU) Islam bisa hidup berdampingan dengan golongan umat Islam lainnya seperti Muhammdiyah. Di Kota ini juga bisa berdiri pura dan wihara serta gereja-gereja yang hampir tidak pernah terdengar nyaring dan mengusik telinga melewati batas-batas kewajaran dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat.

Belum pernah ada perkelahian akibat hasil ceramah agama tertentu. Belum pernah juga didengar tempat-tempat ibadah dirusak apalagi sampai dibakar dan dibumi hanguskan. Belum pernah juga terdengar cerita di Kota ini terjadi perkelahian umat gegara beda merayakan hari lebaran. Dan sampai saat ini belum juga ada seorang pun badannya tergores akibat perbedaan paham dan pandangan tentang kehidupan beragama.

Islam sejatinya tidak mengenal Islam yang radikal dan Islam yang moderat. Islam ya Islam. Yang menjadikan label radikal atau moderat tentu adalah ummat manusia itu sendiri yang secara umum penuh dengan keterbatasan dan keterjangkauan terutama dalam berpengetahuan.

Komposisi  agama di Kota Prabumulih berdasarkan penganutnya secara berurutan pada tahun 2015 yang lalu yaitu mayoritas penduduk beragama Islam (99,53%), Kristen (0,44%), Hindu (0,02%), dan Budha (0,01%).

Bila melihat dari suku dan ras yang mendiami Kota Prabumulih maka akan bertemu dengan komposisi  Suku Rambang, Lubai, Belida, Jawa, Komering  dan China serta sebagian juga terdapat suku India (Tambi).

(6) Belum ada pondok pesantren yang mampu menjadi rujukan dalam persoalan-persoalan keagamaan di Kota Prabumulih

Di Kota Prabumulih belum tersedia pondok-pondok pesantren baik tradisional maupun modern yang bisa menjadi rujukan dalam mengatasi persoalan-persoalan umat. Secara legal mungkin baru terdapat dua pondok pesantren yang telah berdiri di Prabumulih, namun belum mencukupi 'dahaga' masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan sekaligus belum bisa bersaing dengan pondok-pondok pesantren di luar Prabumulih. Gaungnya hampir jarang terdengar dalam aktfitas perpondokan di Sumatera Selatan. Tidak bisa dipungkiri masih banyak orang-orang berduit Prabumulih mengirim anak-anak mereka bersekolah di Pondok Pesantren di luar Prabumulih bahkan sampai ke Pulau Jawa.

Bahkan sekedar untuk mencetak para qori dan qori'ah serta hafiz dan hafizah saja Pesantren yang ada di Kota Prabumulih belum mampu melakukannya. Terkadang malah Pemerintah Kota Prabumulih masih harus mengimpor mereka dari luar daerah untuk sekedar mengikuti perlombaan MTQ maupun STQ.

***

Dengan melihat fakta-fakta diatas sepertinya tidak ada permasalahan penting yang bisa menjadi penghambat untuk menjadikan Kota Prabumulih sebagai Pusat Studi Islam. Bahkan kehadirannya dirasakan sangat krusial untuk disegerakan. Mengapa demikian...? Karena Insya Allah banyak kemanfaatan yang bisa dirasakan bila nantinya Pusat Studi Islam itu lahir di Prabumulih antara lain adalah :

(1) Masyarakat Prabumulih tidak perlu lagi jauh-jauh menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren yang berkualitas, cukup di Pusat Studi Islam Prabumulih.

Mendekatkan akses pendidikan dan pembelajaran yang terjangkau dan berkualitas bagi warga dan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah. Termasuk didalamnya pendidikan keagamaan. Pondok pesantren yang nanti dikemas dalam Pusat Studi Islam Prabumulih akan menjadi solusi pembelajaran dan pendidikan keislaman yang modern dengan tidak melupakan aspek-aspek tradisional dan lokal (local content) yang telah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat. Sebagaimana Islam disebarkan dinusantara ini yang tidak melalui peperangan dan kekerasan serta intimidasi, begitu juga dengan kegiatan yang berlangsung didalam Pusat Studi Islam Prabumulih.

(2) Perbaikan akhlak masyarakat bisa lebih dipercepat dan terjaga secara berkesinambungan.

Bukan rahasia lagi bahwa peredaran dan pengguna MIRAS dan NAPZA di Kota Prabumulih sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan untuk Provinsi Sumatera Selatan, Prabumulih menempati urutan kedua setelah Kota Palembang. NAPZA yang saat ini sudah menyasar secara dominan kepada generasi muda terutama anak-anak SMP bahkan anak-anak sekolah dasar tentu membutuhkan perhatian lebih. Bahkan belum lama ini Polres Prabumulih harus dibuat repot untur mengusir mereka dari Taman Kota Prabujaya. Dan, Pondok Pesantren merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan menjadi wadah penyeimbang agar akhlak, moral dan etika generasi muda Prabumulih bisa diselamatkan. Muara akhirnya adalah pembangunan berkelanjutan Prabumulih kedepan. Generasi penerus itu tidak boleh dibiarkan.

(3) Mencetak secara alamiah para generasi penerus al qur'an yang lahir dari perut bumi Prabumulih.

Ini merupakan permasalahan kronis yang menyerang Prabumulih selama ini. Belum ditemukan lagi generasi-generasi penerus sekelas H. Jauhari dan H. Mualimin H. Imron yang mengharumkan nama Prabumulih di kancah nasional.

Beberapa dekade terakhir terutama sejak Kota Prabumulih berdiri 17 tahun yang lalu belum tercatat qori-qari'ah, hafiz-hafizah, da'i-da'iah asli Prabumulih yang untuk sekedar bisa berbicara banyak di kancah provinsi jangankan nasional. Banyak dari mereka lahir secara instan, karbitan bahkan (mohon maaf) terkadang mereka pun harus diimpor dari daerah lain. Pembelajaran ini tentu tidak lah sehat. Bahkan sudah pasti tidak mendidik.

(4) Fasilitas yang ada tidak terbengkalaisecara percuma.

Islamic Center telah di ground-breaking sejak tahun 2008 yang lalu. Dan telah mulai dibangun sejak tahun 2009 yang silam. Saat ini telah tersedia beberapa sarana untuk kegiatan keagamaan sebagaimana telah diceritakan diawal tulisan ini. Masih dirasakan banyak terdapat kekurangan dan belum memadainya beberapa fasilitas yang sudah tersedia dan sudah dibangun, namun dengan ditempati dan beraktifitasnya beberapa kegiatan tentu akan dapat memperbaiki kekurangan itu meskipun secara bertahap ataupun harus dilakukan tertatih-tatih. Sebagai mana pribahasa, "bila sudah lama tidak ke ladang maka tinggi lah rumput dari ilalang". Untuk itu sudah saatnya fasilitas  yang sudah dibangun itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat Prabumulih.

Tampak Samping Mesjid Islamic Center Kota Prabumulih yang megah. (Dokumentasi Pribadi)
Tampak Samping Mesjid Islamic Center Kota Prabumulih yang megah. (Dokumentasi Pribadi)
(5) Menghidupkan ekonomi masyarakat.

Efek domino dari dibukanya Pusat Studi Islam Prabumulih ini tentu akan menghidupkan kehidupan masyarakat tidak hanya sosial budayanya tetapi juga kehidupan ekonomi sekitar Islamic Center yang menjadi pusat dan basis kegiatan Studi Islam Prabumulih.

Pergerakan ekonomi sekitar tentu akan mengikuti kaidah dan hukum ekonomi, dimana ada gula sudah pasti ada semut. Publik Prabumulih tentu sudah bisa belajar bagaimana dulu Perumnas Gunung Ibul merupakan hutan belantara,  serta RSUD Kota Prabumulih yang ditahun 2008 yang lalu juga masih berupa hutan belantara bisa seramai sekarang. Bahkan mall (pusat perbelanjaan) pun saat ini bisa berdiri disisi RSUD Prabumulih.

Prabumulih yang telah melekat dengan julukan sebagai Kota Jasa dan juga Kota Transit tentu sangat terbantu dengan kehadiran Pusat Studi Islam Prabumulih. Share PDRB tentu juga tidak akan lagi semu dan akan sangat terpengaruh dan terbantu dengan kehadirannya.

***

Banyaknya determinan-determinan faktor baik sosial maupun eknomi yang bergerak akibat hadirnya Pusat Studi Islam Prabumulih tentu menimbulkan rasa optimisme dan sekaligus memelihara asa rakyat untuk sejahtera lebih cepat.

Tulisan ini mengkin juga baru merupakan ide dan gagasan, saat ini akan sangat dianggap biasa saja. Namun jangan lupa bahwa sari patinya sudah tertuang cukup mendalam didalam Visi dan misi Walikota-Wakil Walikota Prabumulih terpilih tahun 2008 sampai dengan 2013 yang kemudian dilanjutkan dengan Visi Prabumulih PRIMA Berkualitas oleh Walikota-Wakil Walikota terpilih periode 2013 s.d 2018.

Sudah barang tentu juga, kehadiran Pusat Studi Islam Prabumulih membutuhkan beberapa langkah yang meliputi : (1) Kajian yang lebih mendalam; (2) Keterlibatan berbagai fihak yang berkepentingan dengan Pusat Studi Islam (3) Seminar-seminar terutama tentang model kelembagaan Pusat Studi Islam Prabumulih, dan lain sebagainya.

Namun embrio itu sudah lahir, bulan itu tidak lagi sabit dan sudah mulai menampakkan purnama. Cuacanya begitu cerah. Harapan begitu bergantung dengan campur tangan dan kepedulian kita masyarakat Prabumulih terutama Pemerintah Kotanya. Semoga sekelumit tulisan ini bisa menggugah dan membantu semuanya untuk segera memulai sesuatu yang insya allah baik ini. Kebaikan bersama sebagai amal makruf nahi munkar yang berjibaku dan berbungkus dengan gerusan zaman.

Semoga suatu hari nanti walaupun mungkin tidak lagi tinggal dan bekerja serta mencari sesuap nasi di Prabumulih atau pun juga generasi saat ini tidak ada lagi namun tertinggal lah sebuah legacy untuk masyarakat Prabumulih yang bernama "PUSAT STUDI ISLAM PRABUMULIH". Aamiin...

Salam. Fikri Jamil Lubay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun