Mohon tunggu...
Fikri hakiki
Fikri hakiki Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN SUMATERA UTARA jurusan ilmu komputer

Assalamu'alaikum :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pandemik Covid-19 IHSG Terjun Bebas, Fintech Jadi Alternatif

28 April 2020   00:15 Diperbarui: 28 April 2020   00:42 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Virus ini pertama kali diumumkan di China pada tanggal 31 Desember 2019, sejak kota Wu-Han menjadi episentrum pertama penyebaran. Pada saat itu belum ada nama resmi, namun telah diketahui bahwa virus ini berjenis sama dengan MERS dan SARS.Covid-19 atau Corona Virus Disease (that was discovered in 2019) adalah nama resmi yang dimiliki oleh virus ini sejak diumumkan oleh WHO pada tanggal 11.02.2020.

           Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Swiss, nama tersebut dipilih untuk menghindari referensi geografis, spesies hewan, atau sekelompok orang tertentu dalam penamaan untuk menghindari stigmatisasi.  

Lebih dari 200.000 kasus kematian akibat Corona di seluruh dunia resmi tercatat hari ini, Minggu (25/4). Data dari Johns Hopkins University ini juga menunjukkan adanya 2,8 juta kasus infeksi yang sudah terkonfirmasi di seluruh dunia. Jumlah ini melonjak sangat tajam sejak kasus kematian pertama kali dilaporkan terjadi di Tiongkok pada tanggal 11 Januari lalu.

           Sekarang virus ini setidaknya sudah menyebar ke lebih dari 210 negara di dunia. Lima negara di antaranya, yakni AS, Italia, Spanyol, Perancis, dan Inggris bahkan sudah mengoleksi lebih dari 20.000 kasus kematian. Awal pekan ini WHO juga menyoroti adanya tren peningkatan jumlah kasus infeksi di Afrika, Eropa Timur, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Di sisi lain, jumlah kasus di Eropa Barat cukup stabil dan cenderung menurun. Sayangnya di beberapa negara lain seperti Singapura kasus Corona pertama justru baru muncul. Penyebaran Virus Corona ini pada mulanya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai lesu, dapat dilihat perputaran roda  perekonomian yang sudah makin terpuruk akibat banyak bisnis usaha dan perkantoran yang berhenti melakukan kegiatan produksi dan pemasaran dikarena wabah yang makin meluas dan himbauan dari pamerintah untuk lock down dan banyak dari khalawan netizen yang meramaikan tagar #Dirumahaja karena ketakutan akan pandemic yang saat ini tengah terjadi.

         Banyak aspek kehidupan yang terganggu akibat pandemic ini salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan yang sangat signifikan Sementara itu, analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, isu geopolitikal khususnya penyebaran virus corona yang sudah menyebar ke beberapa negara di Asia hingga Ahad kemarin, menjadi pemicu pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terbatas karena sejumlah investor masih mengamati penyebaran virus ini di Indonesia.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Jumat (24/4), turun 0,81% ke level 4.556,2. Turunnya indeks sejalan bursa saham Asia yang kompak melaju di zona merah. Bergugurannya bursa saham Asia masih dipengaruhi sentimen terkait virus corona.

Pada Kamis (23/4) uji klinis pertama obat remdesivier oleh Gilead Science Inc, sebuah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), gagal mengobati pasien Covid-19. Analis Inverness Counsel, Tim Ghriskey, di AS mengatakan bahwa investor sangat sensitif dengan segala berita terkait pengobatan Covid-19.

"Berita buruk apapun akan mengguncang pasar. Investor sudah putus asa ingin segera keluar dari kondisi ini dan terus bertanya-tanya kapan ekonomi global akan kembali normal,"ujar Ghriskey seperti dikutip Reuters, Jumat (24/4).

Berikut ini merupakan grafik (IHSG) yang berasal dari RTI-business

Dapat dilihat bahwa pada tanggal 25 April 2020 (IHSG) mengalami penurunan grafik dari awal pembukaan pasar pada pukul 09.00 WIB senilai 4593,554 hingga pasar tutup  pada pukul 16.00 WIB mengalami penurunan hingga menyentuh 4496.064 dampak yang sangat terasa bagi para investor yang berinvestasi pada saham-saham di Indonesia

Dalam tiga bulan terkhir ini (IHSG) mengalami penurunan yang sangat drastis, dapat dilihat pada bulan februari awal (IHSG) berada

pada nilai 4593.554 dan posisi tertinggi pada nilai 4593.830 dan terendah pada nilai 4496.064.

Padah awal tahun 2020 dimulai pada bulan januari (IHSG) dibuka denga nilai 4593.554 posisi tertinggi pada 4593.830 dan terendah pada 4496.064, padahal pada akhir tahun 2019 (IHSG) berada pada nilai 6408.956, jadi dapat dilihat bahwa pandemic covid-19 memberi dampak yang cukup mempengaruhi nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

            Ditengah kondisi ekonomi yang terasa makin parah akibat pandemic ini, banyak (fintech) Financial Technology menjadi alternative bagi banyak orang untuk melakukan transaksi dan kegiatan keuangan lainnya, sebelum itu kita akan bahas apakah fintech itu dan apa peranannya pada masa pandemic corona (Covid-19) saat ini.

Fintech (Financial Technology) adalah istilah yang menggambarkan kelompok teknologi keuangan baru yang dirancang untuk meningkatkan dan mengotomatiskan penggunaan dan pengiriman layanan keuangan. Ini mengubah cara kita menyimpan, meminjam, dan menginvestasikan uang dengan membuat transaksi keuangan digital lebih mudah dan sederhana, tanpa perlu bank konvensional.

Istilah "fintech" beberapa tahun belakangan ini amat kerap terdengar. Menurut Bank Indonesia, fintech adalah akronim dari financial technology, bisnis yang memadukan antara jasa keuangan dengan teknologi.

Dengan perkembangan teknologi yang makin cepat, model bisnis keuangan yang dulunya mengharuskan tatap muka kini gak perlu lagi. Nasabah bisa melakukan transaksi keuangan jarak jauh dalam hitungan detik aja dengan teknologi.

Perubahan gaya hidup masyarakatlah yang membuat industri fintech makin berkembang. Apalagi, masyarakat modern kini cukup sibuk sehingga membutuhkan layanan perbankan yang mudah dan praktis. Adanya financial technologi membawa banyak manfaat bukan cuma buat masyarakat tetapi juga buat negara, termasuk pula buat perusahaan atau layanan keuangan. Manfaat buat masyarakat, antara lain konsumen bisa menikmati

layanan yang lebih baik dan cepat. Kemudian, pilihan pun lebih banyak dan gak perlu repot buat datang ke kantor layanan keuangan. Selain itu, konsumen pun mengeluarkan biaya lebih murah.

Beberapa contoh bisnis yang tergabung di dalam Fintech adalah:

  • Pembayaran
  • Peminjaman uang (lending) secara peer to peer,
  • Transfer dana,
  • Investasi ritel,
  • Perencanaan keuangan (personal finance),

Dengan fintech ini secara tidak langsung selain memudahkan untuk melakukan kegiatan keauangan ,transaksi dan bisnis, fintech ini dapat membantu mencegah penularan dan penyebaran covid-19 karena dengan fintech ini masyarakat dapat mengurangi kegiatan yang mengharuskan kontak langsung , jadi himbauan untuk sosial distancing dapat dilakukan dengan optimal sehingga tidak banyak korban bertambah dan perekonomian tetap bisa dijalankan dengan optimal agar tidak terjadi krisis keuangan yang akan memberi dampak lebih buruk bagi negara jika sampai terjadi.

Di Indonesia perusahaan startup FinTech yang paling banyak didominasi oleh

  • Perusahaan pembayaran, seperti: Veritrans, DoKu, Kartuku, iPay88, Easypay, MCpayment, Padipay, Kinerjapay.com, Truemoney, Faspay, Fasapay, Xendit, Espay, Wallezz, Cashlez, Mimopay, Indopay, Firstpay, IPaymu.com, Ovo, Nicepay, Hellopay, Kesles,
  • Mobile payments company seperti Sakuku BCA, Dompetku Indosat Ooredoo, Uangku SmartFren, Dimo, Mynt, Matchmove
  • Gift Card : GCI Indonesia
  • BitCoin : BitX.co
  • Electronic Money : Sepulsa.com, Davestpay.com, GoPay, Indomog, Kudo, Ayopop,
  • Bebas Transfer : Kliring.co.id, SudahTransfer, Flip,
  • Bayar Tagihan : Paybill.id, SatuLoket.com

Ada baiknya kita lebih bijaksana lagi dalam menyikapi hal-hal yang terjadi disekitar kita saling menjaga satu sama lain dan tetap menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang-orang tersayang, semoga wabah covid-19 segera berakhir dan dapat memberikan pembelajaran yang berguna bagi kita semua, seperti lebih menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kita secara tidak langsung terpaksa untuk terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari seperti video conference, e-learning untuk pembelajaran dan banyak lagi teknologi yang membantu pada masa pandemic wabah covid-19 ini.

                                                              

                                                                                                                                                                                                                        Fikri Hakiki Siregar

                                                                                                                                                                                                                         Mhd.Furqan

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun