Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Instagram / Twitter: @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya || Sekjen Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun pendidikan, sosial, ekonomi umat di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Petani yang Kini Menjadi Penyangga Tatanan Indonesia

20 September 2020   16:40 Diperbarui: 21 September 2020   19:01 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Terlepas dari hal tersebut di atas, petani dan pertanian pada masa pandemi di Indonesia dewasa ini benar-benar telah menjadi penyangga dari perekonomian nasional.

Industri, investasi, ekspor-impor yang sering dibangga-banggakan sebagai acuan dalam rangka peningkatan perekonomian nasional justru anjlok di tengah pandemi. 

Sedangkan pada sisi yang lain, daerah perkotaan yang menjadi pusat industri ataupun perdagangan dan jasa seperti Jabodetabek dan Surabaya Raya masih berada pada zona merah dan oranye, yang artinya angka penyebaran COVID-19 masih sangat tinggi di wilayah tersebut. Sehingga situasi di daerah tersebut masih belum bisa normal seperti sedia kala.

Oleh sebab itu, akhir-akhir ini terdapat pernyataan dari sejumlah tokoh seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dsb. yang berharap agar para pemuda untuk kembali ke desa, mengabdikan diri di desa dan berkarir di desa. 

Mungkin berkaca dari keluhan masyarakat yang berasal dari wilayahnya dan sedang merantau di kawasan perkotaan. Salah satunya adalah ketika Gubernur Ridwan Kamil pada tayangan salah satu TV swasta mendengarkan dan berbincang secara langsung dengan seseorang yang berasal dari Garut yang tengah merantau di Jakarta. 

Kondisi orang tersebut kala itu tengah kekurangan dikarenakan tidak ada penghasilan karena PSBB yang diterapkan di Jakarta dan tidak adanya bantuan dikarenakan bukan penduduk asli setempat. Celakanya lagi, dia tidak bisa pulang ke Garut dikarenakan dia saat itu berada pada zona merah (Jakarta). 

Orang tersebut menyampaikan bahwa walaupun ketika di desa dia kekurangan, setidaknya ada tanaman yang bisa dimakan dan tetangga pasti akan membantu ketika ada seseorang yang sedang kekurangan. Berbeda dengan di perkotaan yang masyarakatnya tidak ‘seguyub’ di desa.

Demikian pula dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang mulai memberikan perhatian lebih terhadap sektor agraris. Menteri-Menteri pada kabinet kedua Presiden Joko Widodo mulai aktif memberikan insentif, pengarahan dan lain-lain terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pertanian.

Kita mungkin sering lupa bahwa ketika kita masih sekolah dulu selalu disampaikan bahwa Indonesia adalah negara agraris. Mungkin kita juga lupa bahwa ada sebuah lirik lagu terkenal dari salah satu band legendaris Indonesia, Koes Plus yang menyebutkan bahwa “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.”

Kita terlalu terbuai oleh arus industrialisasi, urbanisasi dan sejenisnya. Sehingga jangan mengeluh apabila permasalahan COVID-19 lebih didominasi di wilayah perkotaan, karena perputaran roda perekonomian dan perputaran aktivitas masyarakat lebih banyak di perkotaan.

Lihat saja ‘keluhan’ yang disampaikan oleh pihak KRL tentang physical distancing yang sulit diterapkan, karena terlalu banyaknya pengguna KRL yang mayoritas bekerja di Jakarta dan pada jam yang sama.

Sebagai penutup, penulis kembali menegaskan bahwa sektor pertanian kini benar-benar menjadi ‘Penyangga Tatanan Negara Indonesia’. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun