Mohon tunggu...
Fikri Adi Nugraha
Fikri Adi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah kompasianer pemula dengan blog pribadi. Saya merupakan mahasiswa prodi S1-Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Bisnis: Pengertian, Prinsip, dan Tujuan

29 Juni 2023   23:07 Diperbarui: 29 Juni 2023   23:21 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Etika Bisnis

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal dari kata "etika" adalah etos, bentuk jamaknya adalah ta etha. Ethos memiliki banyak arti, yaitu tempat tinggal tetap, padang rumput, kandang, tata krama, budi pekerti, budi pekerti, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha adalah kebiasaan/adat. Makna bentuk jamak ini melatarbelakangi perkembangan konsep etika, yang digunakan Aristoteles  untuk menjelaskan filsafat moral. Jadi secara etimologis, menurut asal katanya, etika berarti pengetahuan tentang apa yang biasa dilakukan atau pengetahuan tentang tata krama. Sementara itu, bisnis adalah  organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lain untuk mendapatkan keuntungan. Secara historis, kata bisnis berasal dari kata bahasa Inggris business, dari kata  busy yang berarti "sibuk" dalam hubungannya dengan individu, komunitas atau masyarakat. Yang dimaksud sibuk dalam melakukan aktivitas dan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. 

Etika bisnis adalah cara berbisnis yang mencakup semua aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan  masyarakat. Etika bisnis perusahaan dapat membentuk nilai, standar, dan perilaku karyawan dan manajer dalam menciptakan hubungan yang jujur dan sehat dengan pelanggan/mitra, pemegang saham, dan masyarakat. Perusahaan percaya bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yaitu bisnis yang memiliki hasil yang sangat baik dan dilakukan secara konsisten dengan prinsip-prinsip etika sesuai dengan  peraturan perundang-undangan yang berlaku. Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan, termasuk manajemen yang menjadikannya  pedoman berdasarkan akhlak mulia, kejujuran, transparansi, dan sikap profesional dalam pekerjaan sehari-hari.

B. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis adalah prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan norma-norma standar  yang mencegah ketidaksetaraan dalam hal etika moral sebagai standar untuk pekerjaan atau bisnis. Prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:

Prinsip otonomi.

Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan masyarakat untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kenyataan bahwa mereka sadar akan apa yang harus mereka lakukan untuk kebaikan, yang berarti perusahaan memiliki kewenangan bebas  sesuai bidang praktik dan pelaksanaannya sesuai visi dan misi. Pengembangan visi dan misi perusahaan harus berpedoman pada pedoman perusahaan itu sendiri, yang berorientasi pada kesejahteraan karyawan dan masyarakat.

Prinsip kejujuran.

Kejujuran adalah nilai dasar kesuksesan perusahaan. Kejujuran harus ditunjukkan kepada semua pihak, baik internal maupun eksternal. Jika suatu perusahaan mampu mengikuti prinsip kejujuran , maka  dapat meningkatkan kepercayaan di lingkungan perusahaan tersebut. Kejujuran dalam berbisnis juga  sangat penting dalam membangun perusahaan, jika kejujuran tercapai maka kesuksesan juga  mudah diraih.

Prinsip keadilan.

Perusahaan harus berlaku adil kepada semua pihak yang terlibat dalam sistem bisnis. Misalnya, upah yang adil bagi pekerja sesuai dengan kontribusinya, pelayanan yang sama bagi konsumen, dll. mensyaratkan agar setiap orang diperlakukan  sama sesuai dengan aturan yang adil dan  kriteria rasional yang objektif dan bahwa mereka dimintai pertanggungjawaban. Keadilan bukan berarti sama, tetapi keadilan harus seimbang. Contoh: Walaupun manager dan  OB (Office Boy) memiliki jam kerja yang sama, yaitu 8 jam, bukan berarti mereka harus memiliki gaji yang sama, karena tanggung jawab  manajer lebih besar, manajer berhak mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Jadi, kita sebagai pekerja juga perlu memahami hal-hal tersebut, bukan malah memprotes hal-hal yang menurut kita benar tapi kenyataannya salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun