Mohon tunggu...
FIKI MAULANI KURSIDI
FIKI MAULANI KURSIDI Mohon Tunggu... -

A Charming music teacher and a story teller who loves to sing and playing piano

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Prioritas

19 Oktober 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup  ini mempunyai skala prioritas.

Hidup harus punya arti yang jelas

Hidup tidak diminta dan tidak meminta.

Hidup adalah pilihan untuk menentukan mana jalan yang diambil dan mana yang tidak

Hidup adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan dengan menanggung segala konsekuensinya

Memprioritaskan seseorang terlalu dalam bisa mempersulit diri sendiri, padahal jika dipikir, hal itu tidaklah buruk. Yang pada dasarnya, aku secara pribadi sangat menjunjung tinggi seseorang yang menjadi teman hidup.

Perjalanan hidup yang membuat aku sadar bahwa memang tidak ada yang salah dengan memprioritaskan seseorang, biarpun orang tersebut hanya menjadikan aku salah satu pilihan hidupnya.

Tapi, dampaknya adalah di kemudian hari. Betapa dia menyadari bahwa tidak ada lagi yang bisa membuat suatu prioritas yang tulus dan ikhlas.

Betapa terpuruknya ketika ke-proritasan_an yang telah tertanam, ternodai oleh pengkhianatan, penuduhan atas ketidaksempurnaan yang tidak beralasan.

Betapa hancurnya perasaan ketika semua tak sesuai dengan kenyataan, prioritas yang seharusnya aku berikan kepada orang yang memelihara aku dari kecil, aku alihkan pada seseorang yang (seharusnya) aku percayakan seumur hidup yang akhirnya berdampak panjang.

Memang, rasa sakit itu seperti tidak bisa hilang dan pasti akan berbekas untuk selamanya. Tidak bisa tidak. Memaafkan? Sudah dimaafkan ketika keputusan mutlak dijatuhkan. Ikhlas? Sepertinya sudah ikhlas dan pasrah dengan keadaan, karena Allah SWT memang belum menunjukkan seseorang yang bisa aku prioritaskan seutuhnya.

Dan sepertinya dengan kesalahan dan kekeliruan yang telah aku jalani selama ini, membuat ku tersadar bahwa memang yang pantas diprioritaskan hanyalah Tuhan, Allah SWT.

Yang juga memang sangat pantas diprioritaskan hanyalah seseorang yang sangat mempunyai andil dalam seluruh kehidupan kita,  mama papa.

Keinginan memprioritaskan seseorang pun masih ada dalam diriku. Karena dengan memberi prioritas tentang seseorang, bagiku merupakan wujud kasih sayang dan cinta. Semoga yang diprioritaskan nanti sadar betul bahwa butuh adanya keseimbangan dalam hal prioritas suatu hubungan.

“JANGAN BIARKAN SESEORANG MENJADI PRIORITAS DALAM HIDUPMU, KETIKA KAMU HANYA MENJADI PILIHAN UNTUK HIDUPNYA, HUBUNGAN BERJALAN DENGAN BAIK KETIKA SEMUA SEIMBANG”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun