Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mengenalkan Tangerang Selatan lewat Sekotak Coklat

24 Desember 2019   23:54 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:20 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan ke Rumah Hesti pemilik HeiChoco (dok.pribadi)

Saya pernah berdiskusi dengan beberapa anggota Kompasianer Tangerang Selatan dan Sekitarnya (Ketapels) tentang oleh-oleh khas Tangsel yang bisa menyasar generasi muda. Hampir semua jawabannya hanya berkutat pada batik Tangsel dan kacang sangrai khas Tangsel.

Dua oleh-oleh khas Tangsel itu lah yang paling melekat di benak warga Tangsel sehingga rasanya belum ada produk yang cukup menarik dan istimewa jika dibandingkan dengan daerah lain misalnya seperti apel Malang, Bakpia Jogja, hingga Batik dari Solo..

Beruntung, suatu waktu saya mendapatkan informasi dari seorang teman bahwa ada pengusaha skala rumah tangga yang mengembangkan coklat homemade atau coklat yang masih diolah secara konvensional. 

Coklat Khas Tangerang Selatan

"Ah, kenapa tidak terpikirkan ya?" pikir saya. Padahal Garut saja bisa terkenal dengan Coklat Dodolnya, sementara Yogyakarta meskipun sudah dikenal dengan berbagai sajian kuliner khas daerah, tetap bisa memasarkan coklat lokal yang sesuai dengan selera pasar seperti Coklat Monggo dengan kemasan premium.

Tak menunggu lama, akhirnya saya pun mengajak beberapa teman Ketapels untuk mengunjungi usaha rumahan di daerah Komplek Batan, Tangerang Selatan. Lokasinya sangat dekat dengan Stasiun Serpong, kira-kira hanya sekitar satu kilometer saja. 

Akhirnya setelah berulang kali mengatur jadwal pertemuan, kami pun bisa bertemu dengan sang pemilik coklat Heichoco, Hesti Widyo Asih, S.Si. Kebetulan saya sudah menyimpan nomor teleponnya sehingga bisa melihat sendiri kegiatannya yang dibagikan melalui status WhatsApp.

Hesti sangat aktif mengikuti pameran dan beberapa kegiatan kewirausahaan di Tangerang Selatan. Bahkan sudah pernah beberapa kali mendapatkan penghargaan dari berbagai ajang wirausaha yang diikuti. 

Hesti bercerita bahwa bakat alami berdagang ternyata secara tidak sadar sudah ditempa oleh kedua orang tuanya. Berangkat dari keluarga yang serba pas-pasan membuat Hesti berjuang keras memenuhi kebutuhan dapur keluarganya bahkan hingga duduk di bangku kuliah. 

Hesti sebenarnya mendapatkan beasiswa saat kuliah, tetapi ia tetap harus berjualan demi mendapatkan uang untuk ongkos dan kebutuhan selama perkuliahan.

Produk HeiChoco yang inovatif dengan berbagai kreasi mulai dari paket bunga, pigura foto hingga tempat pensil (dok. Yusep)
Produk HeiChoco yang inovatif dengan berbagai kreasi mulai dari paket bunga, pigura foto hingga tempat pensil (dok. Yusep)

Hesti ingat betul bahwa saat masih berseragam putih merah, ia sudah piawai berjualan donat. Sesuatu yang saat ini mungkin masih tetap dilakukan oleh beberapa anak yang berjuang demi menghidupi keluarganya.

Jatuh Bangun Hesti Membangun Usaha 

Perjuangan Hesti tak berhenti sampai di situ. Semua jenis profesi dia jalani dengan gigih. Mulai dari menyiapkan pesanan catering hingga menerima jahitan demi memenuhi berbagai kebutuhannya. Ia seolah tak pernah lelah dan terus mencari celah rezeki dari sela-sela perjalanan yang dilaluinya.

Hingga akhirnya ia pun menikah dengan suaminya yang bekerja di Batan. Kebetulan suami Hesti tidak mengizinkan Hesti bekerja kantoran dan meminta Hesti mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah berjualan dan menempa diri dengan berbagai keahlian.

Dukungan dari suami benar-benar dijalankannya. Bahkan saat belum ramai internet, suaminya dengan telaten mencari resep-resep dari majalah atau media cetak lainnya, kemudian difotokopi dan dikumpulkan menjadi kliping sehingga bisa menjadi bahan pembelajaran Hesti di rumah. Tampaknya, dari pengalaman tersebut Hesti semakin matang dengan belajar secara otodidak. 

Lulusan jurusan Biologi ini akhirnya mencoba membagikan hasil kreasi coklatnya kepada tetangganya pada tahun 2009. Berbekal buku resep coklat yang dipelajarinya secara mandiri, tak disangka ternyata responnya positif hingga akhirnya banyak yang memesan untuk kebutuhan Lebaran. Hesti saat itu bermitra dengan seorang tetangganya yang bertugas sebagai tenaga pemasar.

Lambat laun akhirnya ia dan suami memutuskan untuk fokus berjualan coklat hasil produksinya sendiri di dapur rumah. Hesti sebenarnya sarat pengalaman soal pemasaran. Ia pernah menjadi pucuk pimpinan pemasaran buku edukasi di daerah Tangerang Selatan. Namun, ia pun kembali ke rumah dan berusaha memasarkan produknya sendiri.

Hesti mengaku pernah berjualan berbagai macam produk mulai dari kuliner hingga produk kecantikan. Dan uniknya, ia sudah memasarkannya melalui media sosial seperti Facebook.

Hesti Memanfaatkan Layanan Digital untuk Pemasaran

"Jadi, kalau mau tahu saya jualan apa saja, bisa dilihat dari histori Facebook saya. Di situ lengkap semuanya ada dari dulu sampai sekarang. Sekarang saya fokus memasarkan Heichoco di Facebook, Instagram dan Whatsapp. Belakangan saya juga memasang produk saya di Shopee dan Tokopedia" tuturnya.

Produk UKM coklat Heichoco ini sebenarnya baru benar-benar ditekuni oleh Hesti dan suami setahun belakangan. Merekapun berinovasi dengan menciptakan beberapa varian rasa hingga memiliki 12 pilihan rasa seperti aprikot, kacang mede, kacang almond dan lainnya.

Hesti mengaku bahwa jenis usahanya ini sangat mudah dibuat di rumah. Hanya mencairkan coklat kemudian tinggal dicampur dengan aneka isian sesuai selera, dilakukan pendinginan, kemudian pengemasan.

Uniknya, ada beberapa jenis produk yang ditawarkan secara kreatif oleh Heichoco. Contohnya ada produk paket yang bekas bungkusnya bisa dijadikan pigura foto maupun tempat pensil. Saya berdecak kagum melihat kreatifitas pasangan ini. Benar-benar sudah sangat visioner karena mampu memanfaatkan produknya sendiri untuk digunakan kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat. 

Hesti Mempercayakan J&T Express Sebagai Pilihan Logistik Terbaik

Hesti bertutur bahwa ia baru terjun di bisnis online. Selama ini pemesanan memang lebih banyak melalui pesan WhatsApp dan Facebook. Soal logistik atau pengiriman coklat untuk pelanggannya, Hesti juga ternyata memercayakan pada J&T Express. Salah satu yang Hesti suka adalah fitur penjemputan barang yang biasanya dilakukan setelah pukul enam sore.

"Saya hanya tinggal WA saja ke petugasnya, nanti mereka datang ke rumah untuk mengambil barangnya. Sangat praktis dan memudahkan." tuturnya.

Dengan layanan tersebut, Hesti mengaku dimudahkan karena tidak perlu keluar rumah untuk mengirimkan paket pesanan. Dengan begitu, proses pengiriman coklat kepada para pelanggan pun tetap terjamin tiba ke tujuan. 

Inilah yang membuat Hesti merasa lebih nyaman dan leluasa dengan adanya layanan penjemputan yang disediakan oleh J&T Express.

Sebagai salah satu perusahaan pengiriman ekspress yang sudah menerapkan teknologi dalam sistem kerjanya, J&T Express memiliki delapan keunggulan, yaitu:

  • Memiliki jangkauan yang luas di seluruh pelosok Indonesia hingga 2000 drop points.

  • Sistem pemantauan barang (tracking) secara real time.

  • Pemantauan dapat dilakukan lewat aplikasi J&T Express maupun situs halaman resminya.

  • J&T Express beroperasi penuh selama 365 hari melayani pelanggan sebagai komitmennya.

  • Layanan pelanggan selama 24 jam.

  • Memberikan harga reguler dengan layanan premium hingga penjemputan barang.

  • Platform VIP.

  • Menyediakan fitur proteksi pengiriman barang dan fasilitas klaim asuransi.

Beberapa jenis usaha seperti yang dijalankan Hesti bersama suami tentu perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak, termasuk perusahaan logistik seperti J&T Express yang dapat menghubungkan pembeli dan penjual tak terhalang jarak yang jauh.  

Melihat semangat Hesti menceritakan usaha kecilnya membuat saya yakin bahwa Tangsel bisa dikenal bukan hanya karena batik motif anggreknya, kacang sangrainya, tetapi juga karena coklatnya yang istimewa.

Meskipun usaha yang dijalankan Hesti masih berupa usaha kecil, tetapi Hesti tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Utamanya dalam memenuhi kebutuhan sebelum lebaran. 

Hesti biasanya sudah menutup pemesanan satu minggu sebelum memasuki bulan puasa. Pasalnya pada saat itulah Hesti banjir pesanan sampai pernah menolak pesanan. Tetapi, ada sekali waktu konsumen yang terlambat melakukan pemesanan. Demi pelanggan, Hesti sampai memberikan paket yang seharusnya dibawa untuk oleh-oleh dan diberikan kepada pembelinya tersebut. 

Sebagai warga Tangerang Selatan, jujur saja saya merasa bangga karena masih ada yang berusaha untuk mengenalkan Tangerang Selatan dengan cara yang berbeda lewat diplomasi coklat. Jika Garut sudah dikenal dengan Chocodotnya, Jogja dengan Coklat Monggonya, kini giliran Tangerang Selatan yang harus dikenal dengan HeiChoconya. 

Dalam era Industri 4.0, peran perusahaan logistik seperti J&T Express menjadi tulang punggung perekonomian. Apalagi dengan adanya bonus demografi di Indonesia dimana jumlah penduduk usia yang produktif lebih tinggi membuat Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Tercatat ada sekitar 68.7% atau sekitar 183.36 juta jiwa penduduk Indonesia yang berada dalam usia produktif di tahun 2019 ini. 

Hesti tidak sendiri. Kita lihat sendiri semakin banyak perempuan yang lebih berdaya dan bisa melakukan usaha tanpa harus melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga. 

Mereka tetap bisa berjualan, mendapatkan penghasilan, hanya dari rumah saja. Dengan memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran dan jasa pengiriman logistik seperti J&T Express agar barang bisa tiba di rumah pelanggan dengan cepat dan aman. 

Para pengusaha perempuan inilah yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja baru bagi sesamanya. Sehingga secara tidak langsung industri logistik juga memberikan kontribusi terhadap meningkatnya perekonomian serta semakin menurunnya angka pengangguran.

Produk-produk lokal dari Indonesia pun tak kalah kualitasnya. Harapannya semoga saja bonus demografi penduduk ini benar-benar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya di Era Industri 4.0.    

Kira-kira usaha apa lagi yang yang perlu dikenalkan utamanya yang berkaitan dengan Tangerang Selatan?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun