Adapun ulama yang tersandung masalah hukum itu adalah akibat dari ulahnya sendiri. Mulai dari chat mesum sampai dengan hate speech yang dilakukan saat tengah berceramah di tengah umatnya.
Sayangnya ulama yang tersandung chat mesum pun malah lari ke luar negeri. Beda dengan sosok yang juga dikriminalisasi justru menghadapinya dengan gentle man meski harus meringkuk di penjara.
Saya yakin masyarakat bisa menyaksikan dan menilai sendiri betapa masifnya fitnah dan serangan-serangan bertubi-tubi yang dialamatkan pada Jokowi.
Sulit mendapatkan celah, kini satu-satunya jalan adalah dengan menggalang kekuatan. Momen Reuni 212 dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo dan Sandiaga Uno untuk menghadapi Jokowi.
Waktu 4 bulan adalah waktu yang amat singkat. Setiap bulan pasti ada saja isu yang akan dikeluarkan oleh oposisi. Terlebih Presiden PKS menyatakan bahwa membolehkan kampanye negatif di Pileg dan Pilpres. Apapun dilakukan oleh mereka demi memuluskan jalan meraih kekuasaan.
Narasi tentang agama akan tetap menjadi gorengan paling sedap untuk dibenturkan dengan Jokowi. Apapun caranya akan tetap dilakukan meskipun harus memecah belah umat.Â
Kiranya ini menjadi warning bagi warga bahwa siapapun yang meraih jabatan dengan jalan seperti ini, tidak akan bisa diandalkan untuk menyatukan bangsa yang plural. Justru bangsa ini bisa jadi malah diambang kehancuran di tangan mereka. Apalagi gelora spirit Orde Baru kentara sekali ingin dihidupkan kembali.Â