Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Reuni 212 Cuma Buat Dongkrak Elektabilitas Prabowo-Sandi

2 Desember 2018   05:30 Diperbarui: 3 Desember 2018   11:08 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / Kompas.com

Gerak-gerik kubu Prabowo ini tak sulit-sulit amat untuk diprediksi. Bahkan alurnya pun bisa ditebak. Beda dengan cerita komik Conan Edogawa, Detektif muda yang tubuhnya menyusut, karya Gosho Aoyama yang selalu memiliki twist ending yang mengejutkan.

Seperti kata Lilik Fatima Azzahra, tidak ada yang menarik lagi kalau akhir atau alur ceritanya sudah pasti ditebak. Tidak ada kejutan dalam sebuah rangkaian cerita. Twistnya gak dapat sama sekali. Persis seperti skenario Sudrajat Ahmad Syaikhu yang didongkrak dengan giringan survei dan juga kampanye 2019 ganti presiden.

Maka, sebetulnya kubu Jokowi pun harus punya exit strategy untuk mengcounter gerakan-gerakan seperti ini. 

Mereka tidak akan berhenti untuk menggiring opini publik sampai di sini saja. Terlebih setelah merilis elektabilitas Jokowi yang berada di angka 47,7 persen. Rilis survei tersebut dikeluarkan oleh Median di bawah kepemimpinan Rico Marbun. Mantan ketua BEM UI ini punya afiliasi dengan PKS, salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi.

Memang Median cukup bermain cantik. Dalam survei mereka, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo disisakan tinggal 12,2 persen saja. Ini juga cara yang nampaknya bisa membuat swing voters berpaling. Seolah-olah dicitrakan Prabowo dan Sandiaga Uno mulai mendapatkan hati masyarakat.

Apakah benar seperti itu?

Melihat kenyataannya di lapangan, kondisi warga di akar rumput sangat dinamis. Malahan pernyataan-pernyataan Prabowo belakangan ini kontraproduktif dengan hasil survei Median yang menyatakan elektabilitas Prabowo-Sandi 35,5 persen.

Beberapa kali Prabowo melakukan blunder seperti kasus "Tampang Boyolali", "Ojek Online" dan yang terbaru "Tidak dapat Pinjaman dari Bank Indonesia".

Beda lembaga survei beda juga hasilnya. Kalau kita bandingkan dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas Jokowi masih berada di angka 53,2 persen. Sementara Prabowo di angka 31,2 persen. Terpaut jauh 22 persen untuk mengejar.

Median menggelar survei pada 1200 responden dari tanggal 4-16 November 2018 dengan margin error 2,9 persen. Median menggunakan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.

Sementara LSI menggelar survei pada 1200 responden di 32 provinsi dari tanggal 10-19 November 2018 dengan margin error 2,9 persen juga. Teknik yang digunakan LSI dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun