Mohon tunggu...
Albertus Fiharsono
Albertus Fiharsono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menjadi orang Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ludah Melianus Sakti

5 April 2011   00:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13019188801239081308

Melianus membakar batu-batu kali. Ya, kami mau membuat pesta kecil, ulang tahun Bu Shinta, dengan cara bakar batu.

Bakar batu atau barapen, pada awalnya, adalah bagian upacara adat, sebagai pemulih keharmonisan hidup manusia yang terganggu oleh dendam, peperangan, atau juga kematian. Sampai sekarang, barapen masih dibuat, tapi maknanya menjadi lebih luas, sebagai ungkapan syukur dan kegembiraan.

Di bawah pohon mangga, kami  memotong-motong ayam, mengupas petatas, dan mempersiapkan sayur-sayuran. Ayam, petatas, dan sayur-sayuran inilah yang nanti akan dimasukkan ke dalam lubang, dibungkus dengan daun pisang, dan ditimbun dengan batu-batu panas.

“Aduuh... telingaku!!!!” teriak Bu Shinta tiba-tiba.

“Kenapa?”

Semut masuk telingaku. Uuuuh... sakit sekali...!!!”

Seorang guru berlari ke dalam rumah. Dalam sekejap, dia muncul kembali membawa cotton bud.

“Ah, jangan pake itu, Pak guru!!” sergah Melianus. “Nanti semut mati tatindis. Biar saya saja yang buat."

Melianus mendekat dan ...”CUIH”... ia meludahi telinga Bu Shinta. Bu Shinta pun berteriak, “Uuhh... Melianus!!! Kenapa ko ludahi telinga saya...?!!”

“Diam dulu, Bu Guru,” jawab Melianus sambil meratakan air ludahnya ke seluruh bagian daun telinga.

Tak berapa lama, seekor semut merah perlahan keluar dari dalam telinga Bu Shinta. Melianus mencomot semut itu. “Ini Bu Guru, semutnya.”

__________

"Ehm, masuk akal. Ludah manusia memang mengandung glukosa,"  kata rekanku, seorang guru biologi,  setelah aku bercerita tentang kesaktian ludah Melianus.

Ah entahlah. Aku tidak yakin Melianus mengerti tentang glukosa. Yang jelas, dia memang lebih paham tentang alam.

[caption id="attachment_98789" align="aligncenter" width="351" caption="menotimika.wordpress.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun