Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Karena Karier Cemerlang Bukan Hanya Milik Si Open Minded

6 Agustus 2022   15:05 Diperbarui: 9 Agustus 2022   06:07 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi si close minded dalam bekerja (Sumber: Pixabay via Kompas.com)

Dalam dunia kerja, persaingan untuk mendapatkan jenjang karier yang bagus adalah suatu hal yang biasa. Tidak dapat dimungkiri, salah satu tujuan seseorang bekerja di sebuah instansi atau perusahaan adalah untuk mengejar karier. Karier yang cemerlang tentu akan menaikkan reputasi dan meningkatkan core value seseorang. 

Posisi tawar terhadap potensi seseorang menjadi lebih tinggi. Bukan hanya itu, dengan karier yang cemerlang, seseorang akan berada di circle kalangan yang lebih tinggi dan terhormat. 

Hal ini penting, untuk menjalin koneksi dengan rekan kerja yang lebih berkualitas sehingga secara otomatis nama kita pun berada di jajaran yang diperhitungkan.

Namun, untuk mendapatkan jenjang karier yang diinginkan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Seseorang akan dihadapkan pada tahap bersaing yang tentu saja membutuhkan teknik tersendiri agar dapat keluar sebagai pemenang. 

Dalam hal ini, bukan lagi hanya membicarakan disiplin kerja atau seberapa sering lembur kerja saja, tapi juga nilai-nilai kepribadian dari seseorang yang dianggap unik dan menarik.

Ya, nilai-nilai kepribadian seseorang ternyata juga memiliki andil besar dalam menentukan jenjang kariernya. Sering kita melihat, seorang karyawan yang selalu hadir tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik akan kalah saing dengan karyawan yang beberapa kali tidak nampak batang hidungnya namun mampu menciptakan inovasi bagi tempat kerjanya. 

Atau seorang karyawan yang pendiam dan betah bekerja di depan komputer akan kalah populer dengan karyawan yang ramah dan aktif mobile menjalin komunikasi dengan atasan atau rekan kerja yang lain.

Dalam berkarier, ternyata cerdas secara kognitif saja tidaklah cukup. Harus diimbangi dengan kecerdasan secara afektif yang melibatkan psikis, rasa, dan jiwa. 

Dalam arti, untuk meraih jenjang karier, seseorang juga harus mampu melakukan pendekatan secara emosional kepada atasan atau pihak-pihak lain yang berkompeten untuk membantu mendongkrak kariernya.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kita banyak melihat, mereka yang punya karier bagus rata-rata terdiri dari orang-orang dengan kepribadian open minded, ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, aktif dan energik, berpenampilan segar dan menarik, serta memiliki kemampuan komunikasi dan sosial yang baik.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kriteria rata-rata tersebut? Apakah itu artinya mereka tidak memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dalam karier?

Tentu saja bisa, dengan catatan mereka harus lebih jeli dalam melihat peluang. Nah, untuk bisa jeli dalam melihat peluang karier tentu tidak bisa hanya dengan duduk diam, datang ke kantor dan pulang kantor tepat waktu serta tidak mengikuti perkembangan yang ada. 

Jika demikian, maka jangan menyesal kalau kesempatan meraih karier terlewatkan begitu saja.

Berikut tips sederhana bagi para karyawan yang cenderung close minded dan merasa lebih nyaman dengan mempertahankan "gaya" lama dalam bekerja:

Pertama, jika memang lebih nyaman dengan duduk lama di depan komputer, maka manfaatkan komputer dan internet untuk memperoleh ide-ide segar sehingga bisa menghasilkan suatu inovasi yang baru.

Kedua, jika merasa kurang pandai bergaul dengan banyak orang, maka pandailah dalam memilih satu pergaulan. Pilihlah satu pergaulan yang sekiranya dapat membantu mendongkrak karier.

Ketiga, jangan senang dulu ketika atasan tidak pernah menegur atau mengajak berkomunikasi. Bisa jadi bukan karena pekerjaan kita yang beres, tapi ada "something wrong" dalam hubungan kita dengan atasan. 

Coba untuk bercermin diri dan menelaah penyebabnya. Tidak ada salahnya membuka komunikasi terlebih dahulu dengan atasan. Cari momen dan alasan yang pas, seperti momen melaporkan hasil pekerjaan atau menawarkan bantuan tertentu.

Keempat, jika sulit untuk berbicara maka berbagi makanan juga bisa menjadi salah satu trik yang mudah untuk dapat berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja lainnya.

Kelima, tunjukkan bahwa kita berbeda. Gali terus kemampuan kita dan temukan apa yang membuat kita berbeda dengan yang lain. Tentu saja dalam hal yang positif. 

Untuk itu penting sekali untuk mengembangkan potensi diri. Tidak harus tentang pekerjaan. Bisa juga dengan prestasi dan bakat kita. Kita harus punya trade mark, agar orang lain lebih mengenal dan mengingat kita. 

Misalnya, si A suaranya bagus, pandai menyanyi. Si B paling jago membuat pidato. Atau si C mahir dalam presentasi, dll.

Keenam, usahakan selalu datang dan bergabung dengan acara-acara atau kegiatan kantor lainnya, misalnya datang di acara pengajian kantor, hadir di kegiatan outbond kantor, atau ikut serta di acara traktiran rekan kantor yang sedang ulang tahun. Ini penting untuk menjaga eksistensi kita di circle kantor. 

Jangan sampai keberadaan kita dianggap tidak ada.

Ketujuh, belajar untuk sesekali keluar dari zona nyaman. Selalu berada di zona nyaman akan membuat seseorang enggan untuk belajar lebih banyak. 

Mereka merasa sudah nyaman dengan keadaan saat ini sehingga kerap tidak peduli dengan perkembangan-perkembangan terbaru lainnya. 

Inilah yang menyebabkan mereka minim pengalaman dan kurang pergaulan. Jadi, cobalah untuk berani keluar dari zona nyaman, menerima tantangan pekerjaan yang baru atau coba meng-upgrade teknik bekerja agar tidak jalan di tempat.

Pada intinya, meski seseorang lebih suka duduk bekerja di depan komputer, tapi usahakan mata dan telinga tetap terbuka lebar, agar perkembangan informasi tetap diterima dengan baik. 

Jangan hanya duduk diam dan apatis dengan keadaan di sekitar kita. Selebihnya tetap semangat dan optimis. 

Percayalah, jika kita sudah memampukan potensi diri kita, maka karier dan prestasi akan senantiasa mengikuti. Pada akhirnya, karier cemerlang bukan hanya milik si open minded saja. 

Mereka yang pendiam dan cenderung close minded ternyata juga punya kesempatan yang sama sukses dalam karier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun