ia menawarkan kebahagiaan
Bahkan tak segan memberikan kenikmatan dengan percuma
Gemulainya menyuguhkan keindahan
Lembut tutur kata yang menjadi harganya
ia menginginkan kehangatan
Sekadar bahu untuk bersandar
Merajut asa yang sempat lekang oleh zaman
Namun ia tetap berjalan dengan mata nanar
hingga satu waktu memaksanya berhenti
meratap di satu sisi batu nisan
ia baru setengah mati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!