Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pencapaian Gizi Seimbang Melalui Jajanan Anak Sekolah

5 September 2018   15:45 Diperbarui: 6 September 2018   15:21 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Undang-Undang tersebut juga didukung oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dimana dinyatakan bahwa penyelenggaraan pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi konsumsi masyarakat.

Seperti diketahui, kondisi di Indonesia saat ini, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah gizi ganda (double burden) yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Berdasarkan data penelitian Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi status gizi anak usia 6-12 tahun terdiri dari beberapa kategori, yaitu sangat kurus dengan prosentase 4,6%, kurus 7,6%, normal 78,6% dan gemuk 9,2%. 

Sedangkan untuk kategori stunting diperoleh data anak dengan tubuh sangat pendek 15,1%, pendek 20% dan normal 64,5%. Dan terakhir, untuk prevalensi kategori anemia diperoleh data 47,2% anak usia sekolah dasar masih mengalami anemia dengan tingkatan keparahan yang berbeda-beda.

Menyadari akan hal ini, kesadaran masyarakat terutama orangtua, guru dan pihak kantin sekolah sangat diperlukan guna mendukung terpenuhinya gizi seimbang bagi anak usia sekolah. 

Secara kecukupan pemenuhan gizi anak terutama ketika sedang beraktifitas di sekolah, penelitian menyebutkan bahwa mereka sangat membutuhkan kecukupan energi dan protein bekisar antara 71,6% -- 89,1%, sementara faktanya 44,4% anak sekolah mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).

Sumber:pedoman PJAS/standarpangan.pom.go.id
Sumber:pedoman PJAS/standarpangan.pom.go.id
Oleh karena itu, upaya untuk pemenuhan kebutuhan energi dan protein tersebut, program PJAS sangat dibutuhkan, terutama bagi anak yang tidak atau kurang sarapan serta tidak membawa bekal ke sekolah. 

Laporan hasil PJAS Nasional menunjukkan bahwa 98,9% anak melakukan aktivitas jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak melakukan aktivitas jajan di sekolah. 

Dengan demikian, program PJAS sudah saatnya gencar untuk disosialisasikan secara serius dan menyeluruh, agar menjadi acuan bagi masyarakat yaitu orangtua, guru, kantin sekolah dan masyarakat umum lainnya untuk turut mendukung upaya pemenuhan gizi seimbang melalui aktifitas jajan di sekolah.

Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Aktivitas yang tinggi di sekolah menjadikan anak sering mengalami penurunan stamina yang berakibat terhambatnya kelancaran aktivitas mereka. Anak terlihat lemas, letih dan lesu serta berkurangnya konsentrasi adalah salah satu indikasi menurunnya stamina mereka. 

Kondisi demikian harus segera diantisipasi dengan pemenuhan asupan gizi seimbang, agar anak tetap bugar di sekolah meski aktifitas sedang padat-padatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun