Mohon tunggu...
Arfidel Ilham
Arfidel Ilham Mohon Tunggu... Administrasi - Arfidel Ilham

Koresponden Koran Lokal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Misteri Fosil Makhluk Laut di Dinding Goa Gunuangomeh, Sumatera Barat

8 Maret 2018   15:57 Diperbarui: 8 Maret 2018   16:47 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kerang Laut, Teratai Hingga Batu Mirip Karang  

Setiap wilayah di dunia tidak jauh dari sejarah yang menghinggapi, cerita mistis atau fakta menarik, termasuk penemuan fosil makhluk laut di bebatuan di Kecamatan Gunuangomeh, Limapuluh Kota.  

"Gunuangomeh ini ternyata awalnya adalah dasar laut lho," sebut Khairul Apit, Walinagari Pandamgadang, Kecamatan Gunuangomeh ingin membuktikan sejumlah fosil yang ditemuinya.

Rupa bebatuan mirip karang di dasar laut sepertinya menjadi keunikan yang di miliki Nagari Pandamgadang dan Kototinggi, Kecamatan Gunuangomeh, Limapuluh Kota, Sumbar ini.

Temuan itulah menjadi sebuah hal baru yang menakjubkan, hingga mengundang tanya yang butuh penelitian. Begitulah kira-kira yang ingin diungkapkan, Walinagari Pandamgadang, Kecamatan Gunuangomeh, Limapuluh Kota, Khairul Apit.

Aliran sungai yang mulai disusuri dari Mudiak Dadok mengarah kealiran sungai Batang Sinama dan terus mengalir hingga bermuara ke Samudera Hindia.

"Ya, ada beberapa fosil yang menurut kami adalah makhluk yang dulunya adalah makluk dasar laut, seperti kerang,"ucap Khairul Apit bersama Metrizal, warga yang getol menyuarakan Gunuangomeh menjadi bagian wisata geopark dunia.

Kecamatan Gunuangomeh berada di sudut paling Utara, Kabupaten Limapuluh Kota. Berjarak sekitar 45-50 kilometer dari pusat Kota Payakumbuh atau bisa ditempuh sekitar 1,5 jam berkendara.

Keunikan dan potensi alam daerah yang sebelumnya menjadi pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), patut digali dan ditelusuri. Goa bersejarah, keindahan stalaktit dan stalagmit keemesan di Goa Aiesingkek, Goa Imambonjol, higga Goa Teratai yang dimilikinya.

"Beberapa karang dan batuan juga ditemukan di sepanjang sungai Batang Sinamar di Sungai Bawah Tanah Goa Teratai, Titian Dalam Pandam Gadang, ketika tim ekspedisi menyusuri sejumlah tempat tersebut," tambah  Metrizal lagi.

Sementara Khairul Apit yang merupakan Walinagari Pandamgadang menjelaskan, terdapat pula bukit batuan basalt atau bukit batu putih yang membeku di daerah ini.

"Ini membuktikan bahwa Gunuangomeh salah satu daerah di Indonesia yang awalnya adalah dasar laut," ucapnya Khairul Apit menunggu pembuktian para ahli, arkeologi, antropologi, sejarah, geoheritage dan sejenisnya.

Sementara warga penggiat wisata Kecamatan Gunuangomeh, Metrizal menyebutkan perlu pembentukan tim badan pelaksana dan kelompok pakar "Geopark Gunuang Omeh". Sehingga bisa menjadi salah satu kekayaan alam bersakala dunia internasional. 

"Ketika tim turun, masyarakat sudah harus memahami geopark hendaknya," sebut Merizal.

Kata Metrizal, sosialisasi terkait Geopark Gunuang Omeh ini sangat penting untuk meyakinkan dunia. Hal itu bisa ditunjukkan dengan memproduksi souvenir, seperti kaos ataupun kerajinan tangan tentang Geopark Gunuang Omeh.

"Dengan begitu, ketika tim penilai dari UNESCO turun, masyarakat sudah memahami dan ikut mendukung. Kami mengajak masyarakat Limapuluh Kota, khususnya yang berada di kawasan Gunuang Omeh, bersama- sama mendukung dan mewujudkan Gunuang Omeh menjadi anggota GGN UNESCO,"ajak Metrizal.  

Salah satu tujuannya agar Gunuang Omeh sebagai situs warisan dunia dengan keanekaragaman geologi, hayati, dan budaya, menjadi salah satu tujuan wisata bertaraf internasional."Mari kita jadikan momentum ini untuk kembali membangun kampung halaman lewat sejarahnya," tambah Metrizal lagi diamini sejumlah tokoh Limapuluh Kota.

Direspon, Wakil Ketua DPRD Deni Asra, Budayawan Sumbar, Yulfian Azrial hingga tokoh birokrasi, Desri mengamini potensi wisata, alam dan geoparknya Gunuangomeh harus lebih dipelajarai dan didalami.

Hanya saja butuh dukungan penuh masyarakat, Pemprov Sumbar, pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, pakar, akademisi, dan tokoh masyarakat. Sehingga Geopark Gunuang Omeh sukses dan diakui dunia.

"Pengelolaan warisan geologi dengan warisan budaya dari suatu wilayah untuk tiga tujuan utama, yakni konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai konservasi, yakni melestarikan dan melindungi peninggalan sejarah yang merupakan barang langka di dunia,"terang Metrizal.  

Sementara fungsi edukasi, kata Metrizal bersama Khairul Apit, masyarakat diajarkan mengetahui sejarah terbentuknya bumi Indonesia. Kemudian fungsi ekonomi, yaitu geopark ini harus bisa memberdayakan masyarakat lokal untuk ekonomi." Semoga segera bisa diwujudkan,"harap Metrizal.(***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun