Mohon tunggu...
fida adzkiah
fida adzkiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengingat di Mana, Kapan, dan Apa yang Terjadi Dalam Hidup Kita

19 Juni 2021   21:45 Diperbarui: 19 Juni 2021   22:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua orang pasti memiliki ingatan-ingatan tentang apa yang terjadi dalam hidupnya. mulai dari ingatan tentang apa yang dimakan kemarin malam, materi pelajaran yang sudah dipelajari, tugas apa yang akan kita kerjakan, serta ingatan tentang dimana kita bersekolah saat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Contoh lain dari kemampuan mengingat kita tentang peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah ketika kita ditanya, siapakah cinta pertama kita? Kapan kita mulai merasakan jatuh cinta? Maka kita akan menjawab sesuai dengan ingatan yang sesuai dengan peristiwa atau perjalanan hidup yang kita miliki.

Ingatan tentang kejadian dimana, kapan dan apa yang terjadi dalam hidup kita seperti yang dijabarkan diatas termasuk dalam memori episodik. Ingatan-ingatan tentang peristiwa hidup tersebut disimpan dalam long term memory sehingga mudah untuk di panggil kembali saat diperlukan. Hal itu dikarenakan  memori jangka panjang atau long-term memory memiliki fungsi  meliputi kemampuan mengingat kejadian di masalalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini. Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimanakah otak dapat menyimpan informasi pada long term memory. Hasil dari studi neurokognitif Donald Hedd menjelaskan bagaimana otak menyimpan informasi pada long term memory, dimana informasi jangka pendek (short term memory) dapat disimpan ke memori jangka panjang (long-term memory) jika ingatan atau memori tersebut sudah terimpan pada short-term memori dengan jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut dikarenakan dalam memori jangka pendek suatu sirkuit bergema (reverberatingcircuit) dari aktivitas neural, akan terjadi di otak dengan suatu putaran bangkitan diri dari neuron. Apabila sirkuit tetap aktif dalam suatu periode, maka terjadilah perubahan kimiawi atau structural sehingga memori secara permanen akan tersimpan.

Tahukah kamu, bahwa beberapa pengalaman atau peristiwa dapat lebih diingat dari pada pengalaman atau peristiwa yang lain? Contohnya adalah cinta pertama, pengalaman menggembirakan atau bahkan pengalaman traumatis. hal tersebut dibuktikan oleh hasil studi pada hewan yang menunjukkan bahwa ketika sesuatu yang menggembirakan terjadi, adrenal medulla meningkatkan sekresinya dalam adrenalin, Kemudian akan meningkatkan konsolidasi suatu memori. Lantas Bagaimanakah proses yang terjadi saat kita mengingat? Terdapat tiga tahapan proses mengingat. Tahapan pertama adalah encoding, yaitu Ketika informasi masuk ke sistem memori kita melalui input sensorik, diubah menjadi bentuk yang dapat diatasi oleh sistem sehingga memori tersebut dapat disimpan. Retensi (retention) sebagai tahap kedua proses mengingat berfungsi untuk menyimpan informasi (storage) yang telah diperoleh. Tahap terakhir adalah Retrival yaitu proses mengingat untuk mencari kembali informasi yang telah disimpan, dimana pada tahap inilah informasi yang kita butuhkan dapat teringat kembali.

Adapun perspektif islam mengenai memori yang berkaitan dengan ingatan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Nahl ayat 78 yang memiliki arti “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kedaan tidak mengetahui apa-apa, dan dia memberikan kamu pendengaran, peneglihatan dan af’idah (daya nalar) agar kamu bersyukur”. Dari ayat tersebut dapat  ditarik kesimpulan bahwa manusia memiliki indra-indra pada tubuh, potensi atau kemampuan berpikir logis yaitu akal, dan juga memori untuk mengingat yang ditunjukkan dengan perintah untuk bersyukur, dimana allah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya lewat kemampuan yang diberikan agar kita bersyukur. Sehingga dalam pandangan perspektif islam, memori dan kemampuan mengingat yang telah Allah berikan berkaitan dengan perintah untuk beribadah, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan dari Allah, serta mengingat Allah diatas apapun yang ada dimuka bumi ini.

Daftar Pustaka 

Asmarni, D. (2019, november 20). Perspektif Islam Mengenai Memori dan Meningkatkan Daya Ingat hafalan Al-Qur’an. Retrieved from nusantaranews. Diakses dari Nusantaranews

Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi, 16(2). Diakes dari UGM

McLeod, S. A. (2013, August 05). Stages of memory - encoding storage and retrieval. Simply Psychology. Diakses dari Simplypsychology

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun