Mohon tunggu...
Fiandra Azzahra
Fiandra Azzahra Mohon Tunggu... -

18 tahun, senang foto-foto, membaca, dan terkadang suka menulis apa saja yang ada di dalam pikiran. Masih belajar dan ingin terus menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepucuk Surat untuk Negeri

7 Desember 2016   04:46 Diperbarui: 7 Desember 2016   04:58 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bitacoring.com

Jauh dari Negeri Oranje aku menuliskan surat ini.  Teruntuk Ibu Pertiwi, yang aku cintai dan aku rindukan. 

Indonesia, engkau adalah Negara kesatuan yang menjunjung tinggi pancasila sebagai pedomannya. Lahir dan besar di Sunda Kelapa, aku terekspos dengan hiruk pikuk kota yang mencerminkan kegigihan masyarakatnya dalam mencapai mimpi mereka masing-masing. Walau apa yang baru saja aku tuliskan terdengar individualis, Indonesia tetap memegang teguh sifat gotong royong yang dapat membawa kami menjadi kesatuan yang utuh. Hal ini adalah hal yang sulit aku temukan di sini, dan sungguh sangat aku rindukan.

Namun, akhir-akhir ini aku terekspos akan banyak sekali ketakutan di berbagai sosial media. Orang-orang mempertanyakan “akan menuju ke mana bangsa ini?”. Dinding-dinding mulai dibangun menunjukkan perbedaan, dan menyilih untuk berbaur. Apakah ini yang ada pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Burung Garuda yang seringkali terpampang di kelas-kelas mencerminkan kekuatan kami sebagai bangsa, bukan malah mengobarkan ketakutan. Jangan biarkan perbedaan menghancurkanmu. Biarkan perbedaan memperindah Nusantara yang amat megah ini. 

Aku ingat seorang Bapak Bangsa pernah berkata, “Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah.” Mulailah mengalunkan perdamaian dan bungkamlah segala bentuk pertikaian. Indonesia butuh keheningan. Tidak melulu harus mendengar teriakan dan tangisan karena merasa tertindas atau terasingkan. 

Tanah airku, aku harap engkau baik-baik saja. Aku harap keindahanmu yang tidak ada habisnya itu masih dapat menutupi kegaduhan yang sedang terjadi di sana. Keindahan alam bawah lautnmu, kenikmatan kulinermu, hijaunya padang rumputmu, dan keelokkan pegungunganmu. 

Indonesiaku tercinta, berdirilah dengan tegak. Teruslah berjalan ke depan dengan kaki yang serentak dan jangan biarkan ada yang tertinggal. Rangkul setiap individu dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Tunjukkan bahwa dirimu ini satu, tunjukkan dirimu ini padu. 

Aku rindu akan dirimu. Aku yang  sedang jauh merantau untuk mengemban pendidikan. 

Rotterdam, 6 Desember 2016. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun