Mohon tunggu...
Fhi Sofia
Fhi Sofia Mohon Tunggu... Penulis - Fhisofia

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Perempuan yang Harus Selalu Disalahkan?

17 Mei 2021   08:18 Diperbarui: 17 Mei 2021   08:26 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Katanya menjadi seorang perempuan merupakan sebuah kemuliaan, surga di bawah telapak kaki ibu. Namun tak jarang perempuan dianggap sebagai beban bagi laki-laki dan keluarga, perempuan dianggap sebagai pemuas hawa nafsu. 

Ketika masih kanak-kanak tanggung jawab seorang perempuan ada pada ayahnya, jika ia menikah beralih pada suaminya. Sebagian orang menganggap bahwa tidak baik seorang perempuan yang sudah berkeluarga untuk berkarir atau melanjutkan pendidikannya, tugasnya adalah melayani suami dan mengasuh anak-anaknya. Kebanyakan laki-laki lebih menyukai perempuan yang mengurus rumah tangganya sebab mencari nafkah merupakan kewajiban suami menurutnya. 

Namun apa salahnya jika perempuan mandiri? Apa jika ia berkarir dan melanjutkan pendidikan lantas kewajiban sebagai istri dan ibu terabaikan? Perempuan berkarir dan melanjutkan pendidikan demi membantu perekonomian suami dan keluarga. Ada sebuah kejadian dari beberapa pengalaman orang yang pernah kami temui dia melepaskan pendidikannya demi menjaga keutuhan rumah tangganya sebab suaminya menyuruhnya untuk memilih antara keluarga atau pendidikan dan karir hingga pada akhirnya dia memilih keluarga. Tidak salah memang, namun alangkah lebih baiknya jika mau saling memahami.

Kesalahan berikutnya yang sering disalahkan adalah ketika perempuan dianggap tidak bisa memberikan keturunan pada suaminya pihak mertua biasanya akan cenderung menyuruh anaknya untuk menikah lagi dengan perempuan lain yang dianggap akan bisa memberikan keturunan. Kenapa perempuan sepenuhnya yang disalahkan? Semua perempuan juga ingin menjadi ibu tapi Tuhan yang mengatur semuanya. Seharusnya apa yang terjadi mampu diterima dengan lapang dada sebagaimana cinta yang ada di awal pernikahan. 

Kesalahan yang masih sama saat suami menikah lagi (berpoligami) istri yang disalahkan entah menurutnya karena ia yang tidak bisa menjaga penampilan dan berias semenarik mungkin di depan suaminya atau karena kekurangan yang ia temui di dalam sosok istrinya. Lantas kemana semua janji yang katanya akan menerima segala kekurangan yang ada di dalam diri satu sama lain? 

Perempuan adalah sosok yang kuat dan tangguh dia mampu tersenyum disaat perasaannya hancur, dia menyembunyikan kesedihan di dalam hatinya dengan berpura-pura mengatakan bahwa dia baik-baik saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun