Mohon tunggu...
Feti nurlaily
Feti nurlaily Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga bermanfaat

Ini saya bukan anda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Bangga Masuk Ruang BK

12 Februari 2019   02:21 Diperbarui: 12 Februari 2019   08:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masuk ruang BK dan berhadapan dengan guru BK memang cenderung menyeramkan. Terlebih lagi mindset kita yang sudah tebentuk bahwasanya guru BK adalah guru pengeksekusi hukuman bagi para siswa. Jadi, masuk ruang BK akan membuat siswa tersebut terkesan mendapat masalah baik di lingkungan sekolah maupun di sekitarnya.

Sebenarnya mindset atau penilaian kita terhadap guru BK sebagai pengeksekusi hukuman ialah salah. Tugas guru BK justru menyelesaikan masalah siswa dengan solusi yang dapat meringankan masalah siswa bukan dengan hukuman. Tapi faktanya, banyak misskomunikasi atau salah paham dalam memahami tugas guru BK. 

Utamanya kepala sekolah ketika mendengar ataupun mendapati siswanya terkena masalah dan langsung meminta BK untuk menanganinya. Sebenarnya terdapat penyimpangan tugas guru BK disini, dimana seharusnya guru BK hanya sebatas mengetahui masalah yang dialami siswa dan memberikan pilihan berupa solusi yang dapat dilakukan siswa agar masalahnya terselesaikan. 

Tugas menghukum siswa bukanlah tugas BK tapi melainkan kesiswaan. Nah, inilah kasus yang sering kita jumpai di beberapa sekolah sehingga kepala sekolah maupun guru mata pelajaran salah dalam memahami tugas guru yang sebenarnya. 

Guru BK justru dilarang untuk menghukum dan menghakimi siswanya. Karena itu merupakan tugas kesiswaan, tugas guru BK sebatas mengarahkan dan membimbing siswa tersebut untuk menjadi lebih baik ke depannya.

Kesalahan perpepsi dalan memahami tugas guru BK seharusnya segera diluruskan. Agar guru BK terbebas dari pandangan buruk dan menyeramkan. Demikian siswa tidak perlu takut ketika berhadapan dengan guru BK. Karena yang terjadi selama ini, guru BK mengambil alih tugas kesiswaan dengan menjatuhkan hukuman pada siswa yang terkena masalah. 

Tidak salah jika mindset yang terbentuk pada siswa ialah guru BK sebagai momok dan pengeksekusi hukuman di sekolah. Jika kesalahan perpepsi segera disadari dan dibenahi, maka mindset yang terbentuk pada siswa akan perlahan pudar dan hilang.

Mungkin kita sering mendengar, ada siswa yang terlambat masuk sekolah dan guru BK langsung memanggil dan menjatuhkan hukuman untuk membuatnya jera. Padahal hal tersebut merupakan kesalahan yang fatal yang berimbas pada pembentukan mindset siswa terhadap guru BK. Guru BK dalam kasus ini, seharusnya mencari tahu sebab mengapa siswa tersebut terlambat serta memberikan saran yang membangun agar kesalahan tersebut tidak kembali lagi terulang. 

Nah, tugas kesiswaan disini memberikan hukuman yang mendidik untuk siswa yang sekiranya membuat siswa tersebut jera dan berpikir kedua lagi untuk melanggarnya lagi. Nah, jika guru BK dan kesiswaan paham akan tugasnya masing-masing maka kesan buruk pada guru BK tak ada lagi di pikiran para siswa. Rasa takut pun berubah menjadi rasa bangga. Karena masalah siswa terselesaikan dengan solusi yang diberikan.

Dengan demikian siswa akan lebih terbuka lagi dengan guru BK dalam menyampaikan masalah yang tengah ia dirasakan. Siswa pun dengan berani melanggah ke ruang BK tanpa rasa takut yang menghantui. Karena selama ini, siswa begitu terngiang akan rasa takut ketika masuk ruang BK karena dihantui dengan rasa takut akan tersandungnya masalah. 

Justru dengan masuk ke ruang BK semua masalah tuntas dan terselesaikan. Lebih dari itu, bakat dan kemampuan siswa pun bisa lebih diarahkan dengan masuk ruang BK. Karena sejatinya tugas guru BK tidak hanya menangani siswa yang bermasalah tapi juga mengarahkan siswa yang mempunyai kemampuan untuk dikembangkan agar menjadi siswa yang berprestasi. Dengan begitu kata  "aku takut masuk ruang BK" akan berubah menjadi "aku bangga masuk ruang BK".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun