Jika mulut bisa bicara, mungkin gigi akan menjadi saksinya. Tapi bagaimana jika gigi tak hanya menyimpan cerita tentang rasa sakit atau kebiasaan makan, melainkan juga menyimpan rahasia masa lalu yang lebih gelap—dosa lama, jejak kejahatan, bahkan identitas yang ingin dilupakan?
Sebagai dokter gigi yang berkecimpung di dunia forensik, saya kerap mendapati gigi bukan sekadar elemen fisiologis yang tumbuh di dalam rongga mulut. Ia adalah kotak hitam biologis—kecil, kokoh, namun penuh informasi. Gigi menyimpan DNA, struktur unik yang bisa mengidentifikasi seseorang bahkan setelah tubuhnya tak lagi utuh. Dan tak hanya itu, gigi juga bisa menunjukkan trauma, luka, hingga kebiasaan hidup pemiliknya.
1. DNA yang Terlindungi Rapat
Dalam banyak kasus identifikasi jenazah, terutama dalam kondisi kebakaran, tenggelam, atau bencana besar, jaringan lunak sering kali sudah tak bisa dikenali. Tapi gigi? Ia tetap bertahan. Enamel yang membungkusnya adalah jaringan terkeras di tubuh manusia. Di dalam rongga pulpa yang tersembunyi itulah tersimpan DNA—sidik jari genetik yang tak bisa dimanipulasi.
Bayangkan, dalam sebuah investigasi kasus kejahatan, hanya tersisa rahang atau bagian tulang rahang yang hangus. Tapi ketika ahli forensik membelah satu gigi molar, mereka bisa mendapatkan cukup informasi untuk mencocokkan identitas jenazah tersebut dengan rekam DNA yang ada.
2. Cerita dalam Lubang Gigi
Tak hanya DNA, gigi juga menyimpan jejak gaya hidup. Rokok, narkoba, kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan mulut, semua itu meninggalkan bekas. Saya pernah menemui kasus di mana gigi geraham seseorang menunjukkan tanda abrasi berat dan karies yang sangat parah. Setelah diinvestigasi lebih lanjut, ternyata yang bersangkutan adalah pecandu narkoba yang selama bertahun-tahun tidak pernah berobat ke dokter gigi.
Di sinilah menariknya. Gigi bukan hanya menunjukkan siapa seseorang, tetapi juga bagaimana dia menjalani hidupnya. Dan dalam beberapa kasus, kenapa hidupnya berakhir tragis.
3. Rahasia Dosa Lama
Gigi juga bisa menjadi bukti dalam kasus penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pelecehan seksual. Gigitan yang tertinggal pada korban bisa dianalisis dan dibandingkan dengan bentuk lengkung gigi tersangka. Bahkan, beberapa kasus berhasil diungkap hanya dari bekas gigitan di lengan korban.