Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Erotisme, dari Rasa Menjadi Industri

9 November 2019   13:32 Diperbarui: 9 November 2019   13:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theplasticscenter.com

Sistem Neuronal merupakan mesin utama dalam menjalankan kehidupan manusia. Segala muasal  terkait individu seperti kebiasaan, reaksi menyikapi hal baru, hingga etika diproses, diseleksi daan diputar ulang layaknya compact disc berisi lagu.

Begitu pun olahan pikiran atau hal praktis terhadap seks., yang tak bisa dilepas kan dari pemicu awal yang terdapat di dalamnya, yaitu libido.

Dari sinilah awalnya hasrat seks bersumber, hasil olahan dari sistem-sistem  neuron pada limbik. Yang kemudian akan terstimulasi melalui tangkapan panca indra yang sinyalnya dikirim ke otak.

Makanya stimulan-stimulan berupa manifestasi dari erotisme itu, sudah terjadi sejak manusia ada dan kemudian ber-reproduksi.

Karya-karya erotisme sudah ada sejak jaman baheula sekali. Relief-relief terkait aktivitas seksual banyak ditemukan jauh sebelum penanggalan masehi ada.

Kemudian berkembang menjadi lukisan, di Pompei misalnya. Kota yang hancur akibat letusan gunung Pompei. Di bekas reruntuhannya ditemukan gambar-gambar yang disinyalir lukisan yang menggambarkan aktivitas seksual.

Begitupun di Nusantara, tak sedikit karya-karya yang menggambarkan erotisme, mulai dari pendidikan seks, teknik dalam beraktifitas seksual bahkan sampai filsafat seks.

Karya sastra berupa teks berbahasa jawa kuno banyak ditemukan diantaranya Pakem Pandom Pandumiking Salulut, Wewading, Slokantara, hingga Smaradahana yang menyinggung teori reproduksi tradisional.

Saat itu memang belum menjadi sebuah bisnis, namun seiring waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Media yang menjadi lantaran stimulasi erotisme menjadi bertambah beragam.

Setelah ditemukannya teknologi foto dan kemudian gambar bergerak yang kemudian kita kenal dengan film. Erotisme mulai berkembang pesat menjadi sebuah industri.

Film yang mengumbar erotisme pertama kali dibuat pada tahun 1907 dengan judul El Satario produksi negara Amerika Latin, Argentina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun