Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apa Jadinya Jika Djarum Cabut dari Bulutangkis?

4 Agustus 2019   12:11 Diperbarui: 4 Agustus 2019   12:51 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelenggaraan ajang pencarian bakat bulutangkis dengan tajuk Audisi Beasiswa Bulutangkis Djarum Foundation 2019 mendapat respon negatif dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Melalui salah satu Komisionernya, Sitty Hikmawatty meminta pihak Djarum untuk segera menghentikan kegiatan ini. 

"Kegiatan audisi beasiswa bulutangkis yang dilakukan oleh Djarum Foundation pada hari Minggu 28 Juli 2019 di GOR KONI Bandung sebagai sebuah bentuk kegiatan eksploitasi anak secara terselubung oleh industri rokok," kata Siti seperti yang di kutip dari press release di situs KPAI.go.id

Reaksi KPAI ini kemudian dibantah oleh pihak Djarum Foundation. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menyatakan bahwa kegiatan ini sama sekali tidak berkaitan dengan promosi rokok dengan merk Djarum kepada siapapun apalagi terhadap anak-anak. "Kata Djarum yang ada di kaus ini adalah nama klub kita, Djarum Foundation, Djarum Badminton Club. Saat ketemu, tolong melihat cermat, kami menyebutnya pelan-pelan 'Djarum Badminton Club, bukan Djarum black, bukan Djarum rokok, clear," ujar Yoppy kemarin seperti yang dikutip dari detik.com

Yoppy pun menambahkan KPAI boleh melihat dan menginspeksi langsung kegiatan audisi beasiswa ini. "terkait aktivitas promosi rokok itu, tidak ada sama sekali. Tidak ada sama sekali. Jadi, publik bisa melihat di lokasi, wartawan juga bisa melihat, termasuk KPAI juga bisa melihat sendiri," tambahnya.

Mungkin KPAI beranggapan setiap yang berbau Djarum pasti konotasinya rokok. Tidak salah memang karena brand image dengan kata "Djarum" itu melekat kuat pada salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia itu.

Mereka mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

Menurut Pasal 35 Ayat (1) huruf c Peraturan tersebut, pengendalian promosi produk tembakau dilakukan dengan tidak menggunakan logo dan/atau merek produk tembakau pada suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan.

Sedangkan Pasal 37 menyatakan sponsor industri rokok hanya dapat dilakukan dengan tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk "brand image" produk tembakau.

Logo dan warna yang digunakan dalam audisi bulu tangkis tersebut tidak lepas dari brand image produk rokok," kata Sitty seperti yang dikutip dari tirto.id

Mungkin apa yang diungkapkan oleh Komisioner Bidang Hukum KPAI benar adanya. Namun pihak Djarum tidak berniat melakukan kegiatan audisi beasiswa bulutangkis ini untuk mempromosikan dan mengajak anak-anak untuk mengenal dan kemudian merokok Djarum. 

Mereka bahkan melarang keras setiap pemain bulutangkis yang berada dalam naungan Djarum Badminton Club untuk merokok seperti yang diungkapkan mantan pebulutangkis nasional Hariyanto Arbi yang berasal dari klub Djarum dalam cuitannya di akun Twitter miliknya

" ga ada lah, bahkan jika ketahuan saja merokok langsung dikeluarkan"cuitnya.

Seharusnya semua pihak bijak menanggapi hal ini industri rokok memang seperti dimusuhi begitu rupa namun disaat yang bersamaan juga sangat dibutuhkan, selain sebagai salah satu penyumbang pajak terbesar. Mereka merupakan pembayar cukai terbesar Rp.153 triliun dibayarkan industri rokok dari keseluruhan pendapatan cukai negara yang sebanyak Rp.260 triliun.

Dan juga kiprah lain membantu banyak pihak termasuk membiayai kegiatan olahraga. Meskipun untuk terlibat langsung memang dilarang. Mungkin kita semua masih ingat olahraga tenis meja yang sempat  berjaya, kompetisinya berputar secara teratur, kiprah pemainnya ditingkat Asean pun begitu diperhitungkan siapa yang tidak kenal Sinyo Supit, Tony Maringgi, Carla Tedjasukmana, dan banyak lagi pemain lain. Hampir semua kegiatan tenis meja saat itu di biayai dan disponsori oleh PT.Gudang Garam perusahaan rokok dari Kediri. Sekarang mereka sudah berhenti terlibat dalam kegiatan olahraga tenis meja itu. Dan apa yang terjadi kegiatan dan pembinaan tenis meja sepertimati suri. Diakui atau tidak, disukai atau tidak itulah kenyataannya kita masih membutuhkan support dari industri rokok.

Selain itu tentunya semua masih ingat ketika Gayus Tambunan  membuat kehebohan dengan nonton ketika dalam status tahanan. Yang ia tonton adalah Kejuaraan Tenis Wismilak Open yang mendatangkan pemain-pemain tenis peringkat atas dunia untuk main di Bali. Kejuaraan ini disponsori oleh perusahaan rokok PT. Wismilak, setelah Wismilak berhenti maka berhentilah pula kegiatan Kejuaraan Tenis tingkat dunia ini. 

Nah Djarum adalah salah satu tulang punggung dalam pembinaan bulutangkis di Imdonesia. Bulutangkis adalah olahraga unggulan dan kebanggaan kita di kancah Internasional. Sudah berapa kali lagu kebangsaan kita dinyanyikan dan bendera merah putih kita dikibarkan karena para pemain kita mampu menjuarai event bulutangkis internasional. 

Melihat Susi Susanti bercucuran airmata bahagai seusai memenangi medali emas pertama yang bisa diraih Indonesia di ajang Olimpiade 1992 di Barcelona. Dan setelah itu di setiap penyelenggaraan olimpiade, Indonesia hanya mampu mendapat medali emas dari cabang olahraga bulutangkis ini. Omong kosong semua prestasi itu bisa diraih tanpa talent scouting dan pembinaan yang baik dan berjenjang disetiap tingkatan usia.

Apa yang Djarum lakukan itu harus diapresiasi bukan diobok-obok  bahkan akan dibawa ke ranah hukum katanya. Aneh sekali dan sangat tidak bijak tindakan pihak yang mencoba melakukannya. 

Apa jadinya bila tiba-tiba Djarum menarik diri dari seluruh kegiatan pembinaan bulatangkis dan penyelenggaraan Turnamennya di Indonesia. Asal tahu saja BliBli Indonesia Open,  yang memiliki grade tertinggi dalam rangkaian turnamen-turnamen bulutangkis dunia, dibiayai oleh mereka. BliBli adalah satu anak usaha Djarum.

Bisa jadi kalau pihak Djarum tidak berkenan dan merasa marah mereka menarik diri dari semua kegiatan bulutangkis di Indonesia, akan kah nasib bulutangkis akan seperti tenis meja setelah ditinggal Gudang Garam?

Yah memang mungkin karena magnitude bilutangkis dan tenis meja berbeda, mungkin akan banyak pihak dari industri lain yang akan terus menjadi sponsor mereka. Namun dengan intensitas seperti Djarum dan pengalamannya berpuluh tahun situasinya akan berbeda. 

Sekarang mari kita tunggu apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini KPAI bersama unsur-unsur terkait menyikapi permasalahan ini. Walaupun KPAI  bersama Kemenko PMK, Bappenas, Kemenkes, Kemenpora, dan BPOM. Sudah menyepakati 6 hal yang akan direkomendasikan terkaii kegiatan ini namun saya sih berharap mereka menemukan jalan terbaiknya.

Pihak Djarum pun diharapkan bisa legowo dan tidak berhenti mensupport bulutangkis di Indonesia. Bisa saja kan ajang pencarian bakat ini berganti nama menjadi Audisi Beasiswa Bulutangkis BCA atau Audisi Beasiswa Bulutangkis POLYTRON, bisa juga Audisi BLIBLI Audisi Beasiswa Bulutangkis. Kan ketiganya anak usaha Djarum juga.

Semoga masalah ini cepat kelar dan semua pihak bertindak bijak dan terukur sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Sumber.

Kompas

Tempo

Tirto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun