Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kiprah Skuad Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Terhenti, Bukan Gagal Tapi Belum Berhasil

12 Oktober 2025   12:33 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:31 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepakan pemain Irak, Zidan Iqbal yang mengarah ke pojok kanan gawang Indonesia yang sulit dijangkau Kiper Maarten Paes, dan gol, di menit ke-76 menjadi penanda berakhirnya mimpi Indonesia untuk berlaga di putaran final Piala Dunia FIFA 2026.

Saking kecewanya, tak menunggu wasit meniupkan peluit panjangnya tanda permainan usai, saya langsung mematikan TV, bergegas Shalat Subuh dan langsung tidur.

Mungkin ini merupakan manifestasi nyata dari kekecewaan yang mendalam, sebuah mekanisme pertahanan diri dari rasa sakit. 

Dan menariknya, bagi saya dan mungkin sebagian besar suporter, kekalahan 0-1 dari Irak ini kekecewaannya terasa sedikit lebih ringan ketimbang kekalahan 2-3 dari Arab Saudi di laga sebelumnya. 

Mengapa demikian? Karena kekecewaan (disappointment) hadir sebagai reaksi alami terhadap kesenjangan antara harapan dan kenyataan. 

Ekspektasi mengalahkan tim sekelas Arab Saudi mungkin lebih tinggi, mengingat hasil positif yang sempat diraih sebelumnya. 

Namun, ketika harapan itu dihancurkan oleh performa tim yang dianggap "jauh di bawah harapan" dan komposisi pemain yang "tidak ideal" di bawah pelatih Patrick Kluivert, rasa kecewa itu semakin berlipat ganda.

Membangun Mimpi Brick by Brick

Secara psikologis, sangat wajar jika saat ini kita merasa kecewa. Meskipun, perlu diingat juga, tiga atau empat tahun yang lalu, berani bermimpi maju ke putaran final Piala Dunia saja mungkin terasa absurd.

Semua harapan ini ada melalui proses yang terjadi selama dua tahun terakhir. Berkat proyek ambisius yang difasilitasi oleh PSSI,terutama melalui program naturalisasi yang mendatangkan talenta-talenta diaspora berkualitas, bangunan mimpi Skuad Garuda mulai tersusun brick by brick. 

Kita secara kolektif mulai membangun gambaran di pikiran tentang bagaimana hasilnya seharusnya: lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Harus diingat juga, untuk sampai pada posisi ini, perjalanan yang dilalui Timnas luar biasa panjang, selama 730 hari. Indonesia menjadi tim dengan kuantitas laga terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, memainkan 20 pertandingan maraton sejak Oktober 2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun