Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tarik Rem Darurat Program MBG, Sudah Waktunya Evaluasi Total

1 Oktober 2025   13:26 Diperbarui: 1 Oktober 2025   21:16 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap ini memunculkan pertanyaan, apakah menakar peristiwa keracunan hanya dengan angka stastistik bagian dari niat baik?

Sebenarnya apa sih tujuan dari program MBG ini? Demi asupan gizi yang cukup, semacam bansos dalam bentuk berbeda, atau apa.

Niat baik nan mulia saja tak cukup, ingat, program unggulan Pemerintah Prabowo-Gibran ini tak dilakukan dalam konteks beragama, di mana niat dan tujuan baik saja sudah cukup dan langsung mendapat pahala.

Dalam konteks bernegara, niat baik saja tidak cukup. Program flagship ini harus memiliki implementasi yang proper dan output yang terukur.

Dilema Kebijakan,Tujuan yang Kabur dan Potensi Bencana Fiskal

Awalnya, MBG seperti digembar-gemborkan selama ini dirancang untuk memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak dan ibu hamil untuk mengeliminasi stunting dan fondasi kecerdasan anak Indonesia, yang artinya fokus utamanya adalah kesehatan. 

Standar keberhasilannya adalah angka stunting yang turun dan peningkatan kecerdasan anak, sebuah target yang butuh waktu pengukuran hingga satu generasi.

Namun, cara Presiden Prabowo mengukur keberhasilan program dari banyaknya penerima manfaat (30 juta orang) menunjukkan adanya pergeseran fokus. 

MBG kini seolah dijalankan juga sebagai instrumen sosial serupa bansos yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perputaran ekonomi lokal. 

Ketidakjelasan tujuan ini menciptakan tarik-ulur pelaksanaan teknis.

Kekhawatiran semakin membesar di sektor fiskal. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, pagu anggaran MBG pada APBN 2026 melonjak hingga Rp335 triliun, membuat BGN menjadi lembaga negara dengan anggaran terbesar. 

Angka ini bukan hanya masif, tetapi juga dilaporkan "menyedot" sekitar 40 persen dari total anggaran pendidikan (yang mencapai Rp757 triliun) dan sebagian dari anggaran kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun