Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Memahami Makna dalam Bermusik dan Sedikit tentang Kekisruhan Hak Cipta Lagu

10 Agustus 2025   07:24 Diperbarui: 11 Agustus 2025   11:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://copyrightalliance.org/

Kualitas sebuah karya tidak hanya ditentukan oleh siapa yang menciptakannya, tetapi juga oleh siapa yang membawakannya. Musisi dan penyanyi memberikan interpretasi, emosi, dan nyawa pada melodi yang telah diciptakan. 

Tanpa interpretasi yang tepat, sebuah lagu yang bagus bisa jadi tidak pernah mencapai pendengar yang lebih luas. 

Royalti dan Kekisruhan yang Mengaburkan Kolaborasi

Dalam konteks kekisruhan royalti di Indonesia yang melibatkan musisi, pencipta lagu, dan pelaku usaha, kita menyaksikan perdebatan yang mengabaikan esensi kolaborasi ini. 

Beberapa pencipta lagu merasa royalti yang mereka terima tidak sepadan dengan nilai ekonomi karyanya, dan berujung pada tuntutan untuk pembayaran langsung (direct license) yang bertabrakan dengan peran musisi lain.

Sikap yang menganggap bahwa hanya penciptalah yang paling berjasa adalah pandangan yang keliru. Sebaliknya, musisi yang berhasil mempopulerkan sebuah lagu pun seharusnya menyadari bahwa tanpa fondasi dari pencipta yang brilian, karya itu tidak akan pernah ada.

Oleh karena itu, perseteruan ini seharusnya menjadi refleksi bagi semua pihak. Daripada saling tuding dan merasa paling berjasa dan mendapat "kue" paling besar, akan lebih produktif jika semua pihak menyadari bahwa kesuksesan lagu adalah buah dari sinergi dan kolaborasi, sehingga tercipta ekosistem yang sehat, menciptakan simbiosis mutualisme yang menguntungkan semua pihak.

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan sistem yang transparan dan adil bagi semua. Pemerintah dan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) harus menjadi jembatan yang menghubungkan, bukan malah membiarkan atau bahkan membenturkan para pelaku industri musik menjadi saling berhadapan. 

Dengan sistem yang baik, kepercayaan akan kembali terbangun, dan semua pihak bisa kembali fokus pada satu tujuan utama: menciptakan musik yang berkualitas, yang menghidupkan dan menyentuh hati banyak orang, sambil memastikan hak setiap pelakunya terlindungi. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun