Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memindai Perjalanan Sejarah, Transformasi Barcode Menuju QR Code

29 April 2025   12:36 Diperbarui: 30 April 2025   08:27 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sunavin.com/id/the-ultimate-guide-to-qr-codes/

Alignment Marking: Umumnya berdimensi lebih kecil dibandingkan marka deteksi posisi, elemen ini memfasilitasi pemindaian yang akurat, bahkan pada permukaan yang tidak datar. Kuantitas marka penyelarasan dapat meningkat seiring dengan bertambahnya volume data yang tersimpan dalam QR Code.

  • Timing Pattern: Terdiri dari rangkaian kotak-kotak kecil yang membentuk sudut 90 derajat, pola ini berperan dalam mengonfigurasi data grid. Melalui pola pewaktuan, pemindai QR Code mampu mengestimasi kapasitas data yang termuat.

  • Version Information: Bagian ini menyediakan informasi krusial kepada pemindai terkait dengan versi spesifik QR Code yang sedang diproses. Meskipun terdapat 40 varian QR Code, versi 1 hingga 7 merupakan yang paling umum dijumpai dalam implementasi praktis.

  • Format Information: Pola yang terkandung dalam segmen informasi format mengindikasikan tingkat toleransi kesalahan dan pola masking data yang diterapkan pada QR Code. Informasi ini mempermudah pemindai dalam mendekode dan menampilkan data yang tersimpan.

  • Data and Error Correction Keys: Area ini memegang peranan vital sebagai wadah penyimpanan seluruh data. Selain itu, keberadaan blok koreksi kesalahan berfungsi untuk menjaga integritas data di dalam QR Code.

  • Quiet Zone: Merupakan area kosong di sekeliling QR Code yang berfungsi untuk menciptakan delimitasi dengan elemen visual eksternal, sekaligus mempertegas struktur kode agar proses pemindaian menjadi lebih optimal.

  • https://www.sunavin.com/id/the-ultimate-guide-to-qr-codes/
    https://www.sunavin.com/id/the-ultimate-guide-to-qr-codes/
    Setelah memahami arsitektur internalnya, penting untuk mengklasifikasikan QR Code ke dalam dua jenis utama: Statis dan Dinamis.
    • QR Code Statis: Jenis QR Code ini memiliki karakteristik data yang permanen setelah proses pembuatan. Informasi yang telah tertanam tidak dapat dimodifikasi atau diperbarui. Penerapannya lebih sesuai untuk penggunaan personal, seperti berbagi kredensial jaringan Wi-Fi, informasi kontak digital (vCard), dan alamat surat elektronik. Kurang ideal untuk aplikasi bisnis atau kampanye pemasaran yang memerlukan fleksibilitas dan pembaruan informasi berkala.

    • QR Code Dinamis: Sebaliknya, QR Code dinamis menawarkan fleksibilitas untuk memperbarui, mengedit, dan memodifikasi informasi sesuai kebutuhan. Tipe ini sangat relevan untuk keperluan bisnis dan pemasaran, memungkinkan integrasi dalam berbagai materi promosi seperti kemasan produk, flyer, brosur, dan lain sebagainya. Pemanfaatannya mencakup sistem pembayaran, tautan ke dokumen portabel (PDF), platform media sosial, kupon promosi, serta pengarah ke situs web perusahaan.

    Penutup

    Menelusuri jejak evolusi dari barcode yang sederhana hingga QR Code yang serbaguna, kita menyaksikan sebuah narasi inovasi yang dipicu oleh kebutuhan akan pertukaran informasi yang lebih efisien dan kaya. 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun