Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memindai Perjalanan Sejarah, Transformasi Barcode Menuju QR Code

29 April 2025   12:36 Diperbarui: 30 April 2025   08:27 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sunavin.com/id/the-ultimate-guide-to-qr-codes/

Jika diamati dari sudut pandang atas, konfigurasi bidak hitam dan putih yang tersebar di atas papan Go memang memiliki kemiripan visual yang cukup mencolok dengan struktur QR Code yang kita lihat saat ini. 

Dari pengamatan inilah, ide brilian itu mulai terbentuk. Hara kemudian mengadopsi pola deteksi posisi yang unik, yang terdiri dari tiga kotak hitam kecil yang ditempatkan secara strategis di ketiga sudut bidang kode. 

Konfigurasi ini membentuk sudut siku-siku yang konsisten, memungkinkan identifikasi orientasi kode dari berbagai sudut pandang pemindaian.

Lebih lanjut, tim pengembang di bawah arahan Hara secara cermat memilih rasio area hitam dan putih yang paling jarang ditemukan pada materi cetakan, yaitu 1:1:3:1:1. 

Rasio ini secara spesifik merepresentasikan lebar area hitam dan putih dalam pola deteksi posisi. Dengan pemilihan rasio yang cerdas ini, orientasi kode dapat ditentukan secara akurat oleh mesin pembaca, terlepas dari sudut pandang kamera atau pemindai. 

Inilah inovasi desain fundamental yang menjadikan proses pemindaian QR Code jauh lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan teknologi barcode konvensional.

Setelah melalui serangkaian proses pengembangan yang intensif selama kurang lebih satu setengah tahun, yang diwarnai dengan berbagai eksperimen, uji coba yang tak terhitung jumlahnya, serta iterasi desain yang berulang-ulang, QR Code akhirnya secara resmi diperkenalkan kepada publik pada tahun 1994. 

Kotak-kotak hitam dan putih yang menjadi elemen dasar penyusunnya memiliki kemampuan representasi data yang kaya, mampu menyimpan angka dari 0 hingga 9, huruf dari A hingga Z, bahkan karakter dalam sistem penulisan non-Latin seperti aksara Kanji Jepang.

Meskipun secara visual tampak sederhana, QR Code memiliki arsitektur internal yang kompleks dan terdiri dari tujuh elemen esensial yang bekerja bersama untuk fungsionalitasnya. 

Mari kita telaah lebih mendalam komponen-komponen krusial ini, sebagaimana dijelaskan oleh qr-code-generator.com:

  1. Position Detection Markers: Berlokasi strategis pada ketiga sudut QR Code, marka ini esensial dalam memastikan pemindai dapat secara efisien mengidentifikasi dan menentukan orientasi kode.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun