Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Otoritas Anti-Monopoli Eropa Bakal Hambat Akuisisi MotoGP oleh Liberty Media?

18 April 2024   13:56 Diperbarui: 18 April 2024   14:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diakui atau tidak, faktanya pamor MotoGP beberapa tahun belakangan semakin kehilangan tajinya, berakhirnya era sejumlah pembalap hebat seperti Valentino Rossi, Max Biaggi, Jorge Lorenzo atau Dani Pedrosa tak dapat dipungkiri membuat antusiasme masyarakat untuk menyaksikan rangkaian balapan MotoGP terus mengalami penurunan.

Mungkin hal ini lah membuat Dorna Sport perusahaan pengelola dan pemilik hak eksklusif MotoGP sejak tahun 1992, berniat menjual kepemilikannya di MotoGP pada 2023 lalu.

Ketika Perusahaan asal Spanyol itu menyatakan siap untuk menjual sahamnya, ada dua perusahaan yang berminat serius untuk membelinya, yakni Qatar Sports Invesments, perusahaan investasi milik pemerintah Qatar yang sekarang menjadi pemilik klub sepakbola Paris Saint Germain (PSG) dan Liberty Media Corp, grup usaha yang memiliki hak eksklusif ajang balap mobil tercepat Formula 1.

Mengutip Bloomberg News, setelah melalui proses akuisisi yang cukup panjang akhirnya pada awal April 2024 lalu Liberty Media Corp resmi mengakuisisi Dorna Sport melalui pembelian 38 persen kepemilikan Dorna dari perusahaan investasi asal Inggris Bridgepoint Group dan 39 persen saham milik Canada Pension Plan Invesment Board.

Nilai transaksi dari akuisisi MotoGP oleh Liberty Media Corp milik Miliarder asal Amerika Serikat John Malone ini senilai US$ 3,8 milyar atau sekitar Rp.60,4 triliun. 

Liberty Media mengambil alih MotoGP dengan kombinasi uang tunai dan Saham seri C Liberty Formula One. Dengan selesainya proses akuisisi ini kini dua merk paling bernilai di ajang balap yakni Formula 1 dan MotoGP berada di bawah satu atap.

Pamor Liberty Media di ajang balapan cukup moncer setelah sukses meningkatkan kembali popularitas F1 yang sempat terpuruk sebelum mereka akuisisi pada akhir 2016 lalu. salah satu kunci sukses Liberty dalam membesut F1 adalah dengan cara menjadikan ajang balapan F1 menjadi lebih menghibur, termasuk dengan meluncurkan film dokumenter tentang F1 di Netflix dengan judul "Drive to Survive"

Saat itu kepemilikan Formula One Group milik tokoh balapan legendaris Bernie Ecclestone di ajang balap 'jet darat" F1 di beli Liberty Media dengan nilai US$ 4,4 milyar atau sekitar Rp.70,4 triliun.

Namun demikian,  meskipun transaksi akuisisi MotoGP antar dua entitas bisnis tersebut sudah disepakati, tetapi secara legal masih menunggu persetujuan dari Otoritas Anti-Monopoli Eropa.

Otoritas Anti-Monopoli Eropa yang dikenal sangat rigid dalam menerapkan aturan, sebelumnya tak mengijinkan bisnis ajang balapan MotoGP dan Formula 1 dimiliki oleh satu perusahaan tertentu. lantaran dianggap berpotensi membatasi persaingan dan penyalahgunaan dominasi, seperti diatur dalam kebijakan antitrust dan cartel.

Pada tahun 2006, CVC Capital yang saat itu bersama Dorna Sports mengelola MotoGP berniat untuk mengambil alih hak eksklusif Balapan Formula 1, oleh Otoritas Anti-Monopoli Eropa upaya ini dibatalkan kecuali CVC Capital melepas salah satunya, akhirnya CVC Capital melepas MotoGP dan mengambil alih Formula 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun