Berdasarkan data World Population Review, rasio utang Pemerintah Jepang terhadap PDB pada tahun 2023 mencapai 259,3 persen, dengan nilai utang sebesar 13,05 triliun US Dollar.
Amerika Serikat negara terkaya di dunia, volume utangnya mencapai Rp. 463.000 triliun atau 31,45 triliun US Dollar dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 113 persen.
Singapura rasio utang pemerintah terhadap PDB-nya mencapai 159,87 persen, Malaysia 64,68 persen, Filipina 59,3 persen, dan Thailand 61,5.
Sementara utang pemerintah Indonesia paling tinggi pada tahun 2021 lalu, rasio utangnya 41,2 persen, dan terus menurun hingga saat ini sebesar 39,17 persen.
Dengan sodoran fakta ini terkadang, para pihak yang berseberangan dengan Pemerintah terus menggugat, mereka kerap bernarasi "beda lah utang negara-negara tersebut dengan Indonesia" katanya
Utang negara-negara tersebut di dominasi oleh utang dalam negeri, jadi negara berhutang kepada rakyatnya sendiri oleh sebab itu tak perlu terlalu dikhawatirkan.
Loh, emangnya utang Indonesia "dibuat dan dikelola secara serampangan sehingga dalam pengaturan dan pengelolaannya dianggap berbeda dengan negara-negara lain di dunia?Â
Menurut Kemenkeu berdasarkan data-data yang bisa diakses oleh siapapun di situs resminya Kemenkeu.go.id, dalam pengelolaan utang negara Pemerintah saat ini seperti halnya Pemerintah-Pemerintah Indonesia sebelumnya senantiasa mengelola utang secara hati-hati dengan risiko yang terkendali melalui komposisi optimal, baik mata uang, suku bunga, maupun masa jatuh temponya.
Utang Pemerintah itu terbagi atas dua jenis, yakni obligasi atau surat berharga negara konvensional dan berbasis syariah dan pinjaman langsung bilateral maupun multilateral dari dalam dan luar negeri.
Instrumen  Surat Berharga Negara berjenis Konvensional dan berbasis Syariah masih mendominasi utang Pemerintah Indonesia saat ini, yang mencapai 89,02 persen dengan nilai per 31 Maret  2023 sebesar Rp. 7.013,58 triliun.
Dari jumlah tersebut Rp.5.658,77 triliun berupa SBN yang diserap oleh pasar domestik, sementara SBN valuta asing yang banyak dikoleksi oleh investor global sebesar Rp. 1.354,81 triliun.