Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Pemerintah Rajin Menerbitkan SBN Ritel?

21 Februari 2023   12:16 Diperbarui: 28 Mei 2023   10:32 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pergerakan harga saham dan SBN. (shutterstock via kompas.com) 

Apabila kita bandingkan dengan utang sejumlah negara maju, rasio utang negara Indonesia jauh lebih rendah. Contohnya, Amerika Serikat rasio utangnya mencapai 125,58 persen, Jerman 70,87 persen, Perancis 112,58 persen,  Inggris 87,83 hingga Jepang yang rasio utangnya paling tinggi mencapai 262,54 persen.

Mengapa Jepang dengan rasio utang negara setinggi itu, namun Perekonomian Jepang masih dianggap sangat aman dengan risiko jauh lebih kecil dibanding Indonesia?

Karena komposisi utang negara jepang 90 persennya didominasi utang yang di-generate lewat Surat Utang atau obligasi Negara yang dibeli oleh warganya sendiri. Jepang terkenal sangat mandirri dalam membiayai pembangunan negaranya.

Berkaca pada Jepang, Pemerintah Indonesia saat ini tengah bergerak menuju pada komposisi utang negara seperti itu. Saat ini Komposisi utang Pemerintah Indonesia di dominasi oleh penerbitan SBN yakni sebesar Rp.6.697,63 triliun, dan SBN tersebut per Desember 2022, 85,46 persennya dikuasai oleh investor domestik.

Hal tersebut menunjukan upaya pemerintah yang konsisten dalam rangka mencapai kemandirian pembiayaan pembangunan nasional dan didukung likuiditas domestik yang cukup.

Nah, penerbitan SBN Ritel merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mencapai kemandirian pembiayaan pembangunan nasional tersebut.

Selain memiliki peran tersebut, SBN ritel menjadi sarana investasi alternatif bagi masyarakat umum khususnya investor ritel. Sekaligus memberikan edukasi, agar masyarakat berorientasi pada investasi yang sehat, jangka menengah dan jangka panjang.

SBN ritel juga diharapkan mampu memperluas basis investor dalam negeri, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik. 

Dan sebagian upaya tersebut sudah menunjukan hasil positif, hype SBN ritel apapun serinya sudah sangat terasa paling tidak dalam 3 tahun terakhir.

Sebagai gambaran, dalam penerbitan SBN ritel terakhir, yakni SBR 012 yang penawarannya ditutup pada 9 Februari 2023 lalu,mengutip data dari DJPPR-Kemenkeu berhasil memobilisasi dana masyarakat sebesar Rp.22,18 triliun.

Dengan jumlah investor sebanyak 68.403 rekening, yang memesan hanya dengan nilai investasi minimal Rp. 1 juta sebanyak 4625 investor dan secara keseluruhan didominasi oleh investor milenial, yakni 59,8 persen investor SBR 012 adalah generasi milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun