Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hati-Hati! Tak Hanya Resesi Ekonomi, Resesi Seks Kini Menghantui Dunia

29 November 2022   17:11 Diperbarui: 29 November 2022   20:13 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibatnya jika hal tersebut, tak bisa diperbaiki Korea terancam bencana demografis. Penduduk Korea saat ini 55 juta jiwa, jika terus seperti ini pada tahun 2067 diperkirakan hanya akan tinggal 39 juta jiwa saja, dan rata-rata usia mereka pada tahun itu adalah 62 tahun.

Negeri Jiran, Singapura juga mengalami resesi seks yang sangat mengkhawatirkan. Dalam sebuah riset yang dilakukan Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH) Singapura akhir tahun lalu, disimpulkan bahwa 60% wanita Singapura yang disurvei mengalami 'resesi seks' karena memiliki fungsi seksual yang rendah.

Berdasarkan data tahun 2021, jumlah pernikahan antar warga Singapura hanya terjadi sebanyak 19.430 pernikahan. Jumlah ini menurun 12,3 persen dari tahun sebelumnya dan terendah sejak 1986.

Pemerintah Singapura pusing tujuh keliling melihat fenomena ini, untuk  mengantisipasinya mereka  merancang program menawarkan insentif uang tunai dengan sebutan"bonus bayi' bagi siapapun warga Singapura yang melahirkan anak.

Bahkan, konon katanya mulai tahun depan Pemerintah Singapura akan mulai mengijinkan para perempuan muda warga negaranya untuk membekukan sel telurnya, yang membuka kemungkinan mereka masih bisa hamil meski sudah tak lagi memproduksi sel telur.

Resesi seks yang berujung pada mandegnya pertambahan jumlah penduduk di negara-negara tersebut, tentu saja akan berdampak terhadap perekonomian negara yang bersangkutan.

Dalam tingkat tertentu, menurut Jake Novak Deputy Managing Editor News Station AS, Resesi seks dapat memicu depresi ekonomi yang hebat. 

Ekonomi itu tentang kualitas juga kuantitas, semakin besar penduduk suatu negara semakin besar pula size ekonominya. China bisa menjadi raksasa ekonomi dengan cepat karena kuantitas warga negaranya sangat besar, dengan perbaikan sedikit saja kualitas perekonomiannya naiknya jauh lebih cepat dibandingkan dengan negara berpenduduk lebih sedkit.

Pada sektor riil, seperti misalnya sektor ritel, property, atau kendaraan bermotor kuantitas penduduk itu berperan sangat untuk mendongkrak perputaran uangnya.

"Penurunan tingkat seks dan tingkat pernikahan jelas terkait ... tidak perlu menjadi jenius ekonomi untuk mengetahui bahwa lebih sedikit pernikahan dan anak-anak melemahkan permintaan ekonomi secara keseluruhan," ujar Jake.

So, untuk jangka pendek hingga 5 tahun ke depan, mungkin resesi ekonomi yang naga-naganya akan segera kita hadapi ini memang harus dicermati dan disikapi dengan seksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun