Kemudian, dari pihak Pemprov DKI ada BUMD PT MRT dan PT TransJakarta. Serta dari pihak swasta yang terdiri dari Tamara Land, Leiman, Landmark dan Intiland.
Infrastruktur ini menjadi sangat penting lantaran menjadi salah satu penunjang terbentuknya sistem sosial dan ekonomi yang pada akhirnya menjadi jembatan terbangunnya ekosistem lingkungan masyarakat.
Buktinya, keberadaan fenomena CFW ini yang bisa dikategorikan sebagai bagian dari sistem sosial yang kelahirannya dibidani oleh keberadaan infrastruktur berupa ruang publik yang aksesilbitasnya mudah dan seluruh fasilitasnya bisa diperoleh dengan murah bahkan cuma-cuma.
Untuk itulah sejumlah pengamat sosial menyebutkan bahwa, memindahkan CFW ke tempat lain karena ekses negatif yang ditimbukannya, seperti yang dinarasikan banyak pihak, tak akan berhasil selain mematikan keberadaan CFW itu sendiri.
Sebaiknya, Pemerintah DKI, Polri, dan para pemangku kepentingan lainnya duduk bersama untuk membuat kawasan tersebut lebih ramah terhadap kreativitas anak muda sembari mensosialisasikan terkait aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh mereka.
Fenomena Blok M pada tahun 90-an dan Citayam Fashion Week  kini, yang melahirkan semacam budaya pop di tengah masyarakat ini merupakan buah nyata pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, meskipun korelasi keduanya tak berada di ruang hampa lantaran ada faktor-faktor lain yang berkelindan untuk menuntaskan fenomena tersebut.
Dalam konteks CFW, faktor kemajuan teknologi digital termasuk di dalamnya media sosial menjadi salah satu yang paling membantu memunculkan fenomena tersebut menjadi happening.
Pada saat Blok M berkibar, ada peran media mainstream seperti stasiun radio, televisi, media cetak dan film serta berbagai bahan bacaan lain di sana.
Namun, tetap saja intinya pembangunan infrastruktur yang menyediakan fasilitas murah dengan akseslibitas mudah menjadi dasar pemicu munculnya fenomena CFW dan Blok M, yang sangat genuine dan bersifat bottom up tersebut.
Mungkin saja, jika dikelola dan difasilitasi oleh Pemerintah dan para pihak terkait serta lewat bimbingan orang-orang yang berkompeten, Dukuh Atas bisa menjadi "Haradukuh" seperti kawasan Harajuku yang sangat terkenal dan menjadi kawasan wisata utama di Tokyo Jepang.