Rangnick kemudian mengembangkan cara bermain kedua tim. Secara sederhana, Rangnick menginginkan tim racikannya tampil proaktif dan menekan. Dia tidak ingin para pemain setengah-setengah dalam melakukannya.
Berkat  taktik yang ia racik sepenuhnya sensiri itu, Rangnick di juluki sebagai "The Profesor " oleh para pelaku sepakbola Jerman.
Namun demikian, meskipun reputasi Rangnick sebagai pelatih cukup bagus, ia tak pernah sekalipun berhasil membawa tim asuhannya juara liga atau turnamen major lainnya.
Prestasi tertingginya adalah membawa VfB Stutgart juara Intertoto Cup tahun 2000 , kasta ketiga dalam kompetisi Eropa di Bawah Piala Champions dan Piala Cup Winners Cup saat itu.
Selain itu ia hanya mampu membawa Hannover salah satu klub yang diasuhnya juara divisi 2 jerman, tapi bukan Bundesliga.
Jadi menurut saya sih, fans MU jangan berharap setinggi langit  kepada Rangnick untuk prestasi jangka pendek.
Sisakan ruang kesabaran lebih bagi pelatih yang kini berusia 63 tahun ini, Ralf Rangnick butuh waktu buat menata tim, apalagi ia hanya pelatih sementara meskipun ada opsi menjadi konsultan atau direktur teknik di Old Trafford.