Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apapun Istilahnya, Mari Kita Mulai dari Diri Sendiri

3 Juli 2021   12:20 Diperbarui: 3 Juli 2021   12:24 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat se-Jawa Bali, mulai hari ini Sabtu 3 Juli 2021 pukul 00.00 resmi diberlakukan Pemerintah Indonesia.

PPKM Darurat yang aturannya dirasa lebih ketat dari aturan pembatasan  sebelumnya dalam penanganan pandemi Covid-19, menurut Ketua Koordinator PPKM Darurat dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan diharapkan mampu menurunkan kasus positif baru Covid-19 secara signifikan.

"Kita berharap dengan waktu itu kita bisa turunkan [penularan] ini sampai mungkin di bawah 10 ribu atau dekat 10 ribu," kata Luhut, seperti dilansir CNNIndonesia.com Kamis (01/07/21).

Bisnis.com
Bisnis.com
Seperti kita saksikan dalam sepekan terakhir rata-rata kasus positif baru Covid-19 harian selalu diatas 20.000 kasus per hari.

Bahkan Kamis (02/07/21) rekorkembali terjadi 24.836 kasus positif baru, dengan jumlah kematian per hari mencapai 504 jiwa.

Kematian akibat Covid-19 otomatis akan membengkak jumlahnya jika kasus aktif baru terus melonjak. 

Lantaran faktanya saat ini rumah sakit di seluruh Jawa -Bali hampir kolaps. Bed Occupancy Ratio (BOR) di Jakarta menurut sejumlah sumber rata-rata mencapai 92 persen per 30 Juni 2021 kemarin.

Sementara di Jawa Barat menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencapai lebih dari 90 persen.

"Untuk berita mutakhir yang rekan-rekan perlu ketahui yang pertama memang hari ini BOR sebagai salah satu ukuran dalam pandemi Covid-19 terus meningkat dan sudah mencapai 90% dari kurang lebih jatah untuk Covid-19 yaitu sekitar mendekati 40% dari total bed pasien di RS-RS di Jawa Barat," katanya, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Rabu (30/06/21).

Pun demikian di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta, rata-rata BOR-nya mencapai 90 persen.

Akibatnya para pasien positif Covid-19 menjadi tak tertampung di rumah sakit, seharusnya yang memiliki gejala sedikit saja harus dirawat di RS kini diminta untuk isolasi mandiri.

Bahkan jika kita mengamati media sosial banyak sekali keluhan dari keluarga pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat yang tak tertampung RS, padahal mereka membutuhkan penanganan medis lebih serius.

Alhasil kematian akibat Covid-19 pasti akan meroket. Itu bukan hanya berarti statistik loh, itu nyawa manusia.

Namun, yang membuat saya heran masih banyak saja yang tak mempercayai adanya Covid-19. Sekarang yang banyak beredar dimasyarakat ssperti yang saya cuplik dari berbagai obrolan baik di platform perpesanan maupun medsos adalah setiap pasien sengaja "dicovidkan" begitu istilahnya.

Apakah memang mereka itu buta akan kondisi yang ada, saat ini tuh selain rumah sakit penuh, oksigen susah didapat, alat-alat kesehatan jarang jikapun ada harganya meroket.

Coba perhatikan suara sirene ambulan disekitar kita saat ini lebih sering terdengar dibanding sebelumnya.

Coba lihat kabar bahwa petugas pemakaman harus bekerja hingga 3 shift artinya 24 jam untuk menguburkan korban meninggal akibat Covid-19.

Kurang bukti apalagi sih sebenarnya, tapi ya itu lah kadang saya tak mampu menyelami cara berpikir mereka.

Terlepas dari urusan ketidakpercayaan mereka, marilah kita mulai dari sendiri, taati Protokol Kesehatan. 

Jika berada ditempat publik gunakan masker 2 lapis, jauhi kerumunan, jangan melakukan mobilitas jika tak penting-penting banget, udah di rumah aja.

Cuci tangan secara berkala dan dilakukan secara propered, dan jangan lupa makan-makanan bergizi yang memiliki protein tinggi serta buah-buahan agar imun tubuh meningkat.

Apapun program pemerintah untuk mengendalikan penularan Covid-19 jika tak dibarengi dengan kedisplinan rakyatnya dalam mematuhi prokes ya ujungnya akan sia-sia.

Selain itu, jangan selalu melihat sisi buruk program pemerintah dalam menangani Covid-19. Banyak pihak dari kalangan penggiat Covid-19 yang belum apa-apa apriori terhadap PPKM Darurat ini.

Mereka menyebut PPKM Darurat tak akan efektif, padahal jika memang mau efektif mulai lah dari diri sendiri saja, jika memiliki kapasitas bantu lah dengan mensosialisasikan program tersebut

Jangan lupa pula, bantu pemerintah untuk memberikan penerangan terkait vaksinasi yang sebenarnya.

Tak perlu kita saling menyalahkan, bantulah kita semua dengan kapasitas masing-masing, jika tidak memilikinya paling tidak diam saja.di rumah itu sudah sangat membantu kok.

Pemerintah pun, sudah akan memberikan bantuan sosial tunai yang konon katanya akan dikucurkan minggu ke-2 bulan Juli ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun