Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menelisik Tujuan Merger Gojek dan Tokopedia dan Dampaknya bagi Konsumen

18 Mei 2021   09:53 Diperbarui: 18 Mei 2021   10:21 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain SEA Grup, GoTo juga harus berhadapan dengan perusahaan hasil kolaborasi usaha Grab, Ovo, dan EMTEK.

Untuk itulah merger antara Gojek dan Tokopedia harus dilakukan, jika tidak bukan tidak mungkin mereka bisa tersingkir sebagai pemain utama dalam industri bisnis ekonomi digital ini.

Penggabungan keduanya dinilai oleh sejumlah pengamat ekonomi digital akan mampu menaikan pangsa pasar dan valuasi yang dimiliki keduanya.

Valuasi keduanya setelah merger diperkirakan akan mencapai US$ 25 milyar atau senilai Rp. 388 triliun. Meskipun memang angka valuasi GoTo masih jauh di bawah SEA Grup yang sebesar US$ 120 miliar, tetapi dengan model bisnis dan strategi yang jitu GoTo akan mampu menyaingi SEA Grup secara ketat.

Apalagi konon katanya menurut kabar yang beredar entitas baru hasil merger ini akan segera melakukan Go Public melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).

Walaupun demikian untuk menjadi raja bisnis ekonomi digital di Asia Tenggara masih sangat sulit, lantaran raksasa ekonomi digital asal negeri Tiongkok seperti Ali Baba dan Tencent secara de facto masih menjadi penguasa di kawasan ini, bahkan mereka penguasa di seluruh kawasan Asia.

Apalagi menurut desas desus yang beredar untuk membendung laju dominasi GoTo, 2 pesaing mereka Shopee dan Grab sedang berhitung untuk melakukan merger.

Terlepas dari berbagai isu dan tetek bengek merger antara keduanya, penggabungan keduanya dalam jangka pendek akan memberikan dampak positif terhadap konsumen.

Paling tidak ongkos kirim yang harus dibayarkan oleh konsumen menjadi lebih murah karena penggabungan ini bakal mengembangkan sistem logistik yang terintegrasi, hal ini membuat operasional mereka menjadi lebih efesien dan ujungnya akan memberi keumtungan bagi konsumen.

Meskipun demikian,  dalam jangka panjang ada potensi bermasalah dengan antitust dan monopoli di dunia ekonomi digital.

Namun asumsi potensi monopoli ini memang masih debatable lantaran sejumlah pengamat menyebutkan bahwa merger ini tak akan menjadi sebuah entitas yamg memonopoli ekonomi digital di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun