Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polemik Tes ASN KPK, akibat dari Politik Identitas yang Terus Menguat

6 Mei 2021   11:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   12:39 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Feri kemudian menyebutkan daftar pertanyaan yang ia anggap janggal, seperti yang diperolehnya dari salah satu pegawai KPK yang mengikuti tes tersebut. 

Tes ini terbagi menjadi 2 bagian, untuk bagian pertama berupa pertanyaan yang memerlukan jawaban benar atau salah.

Pertanyaannya mulai UU ITE, hal-hal ghaib homoseksual, sampai dengan kebanggaan menjad warga negara Indonesia.

Bagian ke-2 berupa esai yang pertanyaannya mulai dari OPM, DI/TII,PKI, FPI,HTI, hingga tentang Rizieq Shihab.

Sebenarnya jika diamati sepertinya tes ini untuk mendeteksi apakah para pegawai KPK ini sudah terpapar paham-paham radikal.

Kita bisa memahami juga upaya ini, apalagi ada rumor yang beredar bahwa di KPK ada faksi yang berafiliasi dengan pihak-pihak beraliran keras.

Akan menjadi sangat berbahaya juga andai mereka benar terpapar radikalisme, penindakan korupsi bisa jadi akan menjadi senjata untuk menyikat siapaun yg dianggap lawan oleh mereka.

Meskipun demikian, jika menilik kinerja mereka selama ini, sebut saja misalnya Novel Baswedan cukup baik, berintegritas, dan sangat profesional saat melakukan penyelidikan dan penindakan aksi korupsi.

Di sisi lain banyak pihak juga yang mendukung upaya KPK melakukan asesmen ini bahkan mereka berharap ke 75 orang pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan dipecat saja.

Mereka beranggapan bahwa seluruh ASN itu harus memiliki kesetiaan dan kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia.

Sebenarnya ini cukup menyedihkan karena narasi yang terbangun seolah menghadap-hadapkan antara kecintaan terhadap agama dengan kecintaan terhadap negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun