Di tengah suasana duka cita mendalam yang kini dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia, terutama keluarga 53 awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang gugur di medan bakti, berseliweran sejumlah teori-teori konspirasi tak berdasar yang dirilis oleh sejumlah akun.
Salah satu yang dilakukan oleh WAG Muslim Cyber Army yang dikenal gemar melakukan agitasi-agitasi yang bersifat politis tanpa dasar, bahkan mereka tak segan-segan memfabrikasi hoaks.
Artinya besar kemungkinan para pengikutnya mempercayai hal-hal yang mereka ungkapkan. Dan ini sangat berbahaya sekali.
Hampir setiap bencana atau tragedi kecelakaan di Indonesia diimbuhi hoaks-hoaks dan teori konspirasi seperti ini, bahkan pandemi Covid-19 pun masih saja di-framing seolah-olah.
Secara hukum mungkin pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Polisi Siber bisa menindak lanjuti hal ini.
Sebagai masyarakat, saya yang juga sebenarnya awam terhadap urusan teknis dunia kapal selam berusaha mencari sumber bacaan yang bisa menerangkan apa sebenarnya yang menjadi bahan "hoaks" yang dilansir pihak-pihak tak bertanggung jawab tersebut.
Mengenai pertanyaan mengapa kok badan kapal selam Nanggala 402 bisa pecah dan awak kapalnya tak bisa keluar dari badan kapal?
Dalam konteks KRI Nanggala 402 seperti yang diungkapkan oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono,kapal tersebut mengalami keretakan cukup besar sehingga air masuk ke dalam badan kapal, hal itu lah yang membuat kapal secara cepat turun hingga kedalaman yang tak sanggup ditahan oleh struktur badan kapal selam.
Menurut sejumlah referensi yang saya dapatkan, tekanan hidrostatis setiap 10 meter dari kedalaman air maka tekanan yang akan didapatkan struktur badan kapal itu 1 atmosfer standar, atmosfer standar yang biasanya disingkat atm ini merupakan satuan tekanan per inci ketika sebuah benda berada dalam air.
