Dari sejarah dan makna Tarawih ini, kita bisa memahami bahwa Nabi Muhammad, Sahabat, dan ulama terdahulu, melakukan shalat malam dalam waktu yang lama.
Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mendirikan malam Ramadan. Saking lama dan melelahkan, mereka istirahat setelah dua atau empat rakaat.
Dari sini bisa dipahami, Shalat Tarawih yang baik adalah shalat yang lama. Aisyah R.A pernah mengatakan, "Jangan kalian tanya berapa lama shalat Nabi".
Jadi kita tidak perlu mempermasalahkan apakah shalat tarawih yang benar itu 8 atau 20 rakaat. Masing-masing bagus, selama mempertahankan substansi dari shalat malam itu sendiri.
Jadi sekali lagi Shalat Tarawih itu bisa dilakukan dimana saja, di  Masjid secara berjamaah maupun di rumah dengan rangkaian  8 atau 20  rakaat, masing-masing benar dilakukan, yang kurang benar apabila kita tak melakukannya.
Jika kita memang berniat dan diberi kesempatan untuk melaksanakan Shalat Tarawih di Masjid pada masa pandemi ini, patuhi protokol kesehatan.Â
Ingat! jaga jarak, bawa peralatan shalat pribadi, selalu menggunakan masker, dan segerakan pulang setelah ritual Shalat Tarawih selesai.