Pornografi memiliki sejarah panjang seiring dengan perjalanan kebudayaan umat manusia. Pornografi di awal keberadaanya merupakan bagian dari seni klasik yang menggambarkan berbagi ilustrasi erotis.
Meskipun penggambarannya saat itu tak untuk menstimulasi syahwat seperti yang kita kenal saat ini. Keberadaan gambar erotis pada masa itu digunakan untuk hal-hal bersifat politis, dalam rangka melakukan kritik terhadap penguasa dan otoritas keagamaan.
Menurut The Fulcrum seperti dilansir Kompas.Com, orang pertama yang terjerat masalah hukum lantaran ekspose "pornografi" adalah Marcantanio Raimondi pelukis asal Italia yang menampilkan gambar yang bersifat seksual.
Ia memahat ukiran erotis dengan judul I Modi yang dalam bahasa Inggris disebut The Position. Kemudian ia dibebaskan atas usaha seorang penulis Italia bernama Pietro Aretimo, yang kemudian dianggap sebagai bapak pornografi modern.
Secara etimologi Pornografi dari kata Porne' perpaduan dari prostitute dan graphien.Â
Dalam buku terbitan Encarta Referency Library, definisi pornografi adalah segala sesuatu yang secara material baik berupa film, surat kabar, tulisan, foto, atau lain-lainnya, menyebabkan timbulnya atau munculnya hasrat-hasrat seksual.
Definisi lain yang agak berbeda diungkapkan oleh para pemikir feminis yang menyebutkan bahwa pornografi merupakan ekspresi yang bersifat seksual dari kaum perempuan.
Sementara ekspresi yang bersifat seksual yang mengambarkan atau memamerkan postur tubuh
baik pada laki-laki maupun perempuan, mereka sebut sebagai erotika.
Kata Erotika sendiri berasal dari bahasa Yunani erotikka yang memiliki arti seni atau litelatur yang cenderung membangkitkan hasrat seksual dengan cara yang eksplisit.
Terlepas dari definisi di atas dan adanya perbedaan antara pornografi dan erotika, kedua istilah ini biasanya dipakai untuk menunjuk kepada karya seni atau literatur yang mengeksploitasi tema-tema seksual.
Antara pornografi dan erotika dapat digambarkan
sebagai dua sisi dari sekeping mata uang, yang masing-masing diantaranya tidak dapat dipisahkan dari unsur seksual.