Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Penangkapan Nurdin Abdullah, Salah Sistem atau Integritas Pejabatnya?

27 Februari 2021   12:47 Diperbarui: 27 Februari 2021   13:20 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belantara sistem yang ada di sekitar kita membuat orang-orang yang kita kenal baik pun bisa terpeleset. Ada yang salah dan harus kita koreksi secara sungguh-sungguh,"

Itulah yang diucapkan oleh salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi PDIP Hendrawan Prayitno. Seperti dilansir Detik.com Sabtu (27/02/21), terkait Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah salah satu Gubernur yang diusung oleh PDIP.

Ya, Nurdin Abdullah memang dikenal sebagai seorang akademisi dengan tradisi kampus yang sepertinya memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal buruk seperti melakukan korupsi.

Selama memerintah Kabupaten Bantaeng selama 2 periode ia dikenal sangat berintegritas dan visioner, sejumlah kebijakannya membawa Bantaeng menjadi salah satu Kabupaten yang memiliki kemajuan yang sangat signifikan.

Kabupaten Bantaeng tadinya termasuk ke dalam 199 Kabupaten paling tertinggal di seantero Nusantara, berkat kepemimpinan Bupati Nurdin Abdullah saat itu, Bantaeng menjadi Kabupaten yang mandiri dan bahkan menjadi rujukan keberhasilan otonomi daerah.

Berbagai keberhasilan dalam kepemimpinan Nurdin di kabupaten bantaeng dibuktikan dengan adanya sederet penghargaan tertinggi yang diterima diantaranya Piala Adipura yang sudah diterima selama 4 tahun berturut-turut dari 2010, People Of The Year (POTY) Kategori Kepala Daerah Terbaik 2012 dan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013.

Hingga saat ia mengikuti Pilkada di Bantaeng untuk periodenya yang ke-2 periode 2013-2018. Nurdin yang saat itu berpasangan dengan Muhammad Yasin terpilih kembali dengan meraih 83 persen suara, pertama kali dalam sejarah pemilu secara langsung di Sulawesi Selatan dengan keterpilihan diatas 80 persen.

Dengan fakta seperti ini, tentunya kita sudah bisa mengukur kredibilitas, integritas dan kerja-kerja nyatanya sebagai seorang pemimpin daerah.

Ia dianggap memiliki paket lengkap seorang pemimpin, ia sangat dekat dengan masyarakat, tak perlu bicara protokoler jika masyarakat Bantaeng yang ingin mengeluhkan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.

Ia sosok pemimpin yang sangat responsif dan bisa disebut "man of a word". Janji-janjinya kampanyenya ia penuhi satu per satu hingga impas.

Mungkin sikapnya itu lantaran ia memang pribadi terbuka yang banyak menghabiskan hidupnya di dunia akademis dan dunia entrepeneurship.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun