Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rindu Soeharto, karena Tak Puas pada Jokowi

21 Oktober 2020   08:34 Diperbarui: 21 Oktober 2020   08:39 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi stabilitas keamanan dan ekonomi mungkin berjalan dengan baik. 

Jangankan demo seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan yang membuat kemacetan dan kerusuhan dimana-mana, untuk berbicara keras menghardik pemerintah  dalam lingkup obrolan warung kopi saja kita harus berhati-hati, terdengar aparat ya habis kita.

Ekonomi saat itu memang tampak stabil meskipun keuntungan terbesar sebenarnya berada dalam pelukan kroni-kroninya penguasa orde baru.

Karena didukung oleh perekonomian dunia yang memang sedang bagus, kemudian harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia sedang naik daun, belum lagi bonanza minyak bumi yang saat itu masih banyak dimiliki oleh Indonesia.

Namun kondisi stabil tersebut harus dibayar mahal oleh masyarakat. Semua pergerakan masyarakat itu dikontrol dengan ketat, kebebasan mendapat informasi pun jauh dari kata memadai, jangan tanya lagi kebebasan berpendapat,khas negara otoriter.

Makanya saya kadang suka heran banyak pihak yang posisinya berseberangan dengan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil saat ini, yang menyebutkan bahwa pemerintah Jokowi ini menuju otoriterian, kebebasan pendapat dibatasi dan semua pihak yang berlawanan ditangkapi dengan bahasa yang sangat keras, tapi ia masih bisa ngomong itu dan melenggang bebas.


Namun, dalam saat bersamaan mereka kemudian memunculkan narasi merindukan zaman Soeharto. Jika orang yang ngomong itu ada di zaman Soeharto dan berteriak-teriak seperti yang ia lakukan saat ini, 100 persen ia bakal hilang bak ditelan bumi.

Mereka itu tak sadar, zaman Jokowi dan Presiden -Presiden pasca reformasi itu jauh lebih baik dibanding zaman Soeharto.

Jika kemudian mereka berkata "tuh liat zaman Soeharto sih beli apa-apa murah, aman, enggak ada ribut-ribut"

Itu bisa terjadi karena mulut kalian itu dibungkam bahkan sejak dalam pikiran. Kan kita semua menyepakati akan adanya kebebasan berpendapat setelah reformasi 1998 dilakukan.

Ya ini lah konsekuensinya, gaduh kerap terjadi karena semua berebut pengen ngomong dan di dengar dan itu bebas dilakukan. Hal ini kemudian membuat stabilitas keamanan menjadi terganggu, karena kondisi keamanan terganggu akhirnya ekonomi masyarakat kena imbasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun