Hingga akhirnya membawa Prabowo dan sejumlah petinggi Gerindra serta PKS harus sowan ke Arab Saudi untuk menemui Rizieq Shihab.
Meskipun akhirnya Prabowo tak memilih individu yang disodorkan Ijtima Ulama, ia lebih memilih Sandiaga Uno.
Namun, dalam proses dibelakang layar yang tak pernah diketahui publik tentu saja ada deal-deal tertentu sehingga kemudian mereka akhirmya mendukung pilihan Prabowo itu.
Peran mereka kemudian berlanjut saat Prabowo dinyatakan kalah oleh, mereka lah yang berada digaris terdepan saat berbagai lembaga hitung cepat mengumumkan kemenangan Jokowi.
Mereka juga lah yang paling keras daln lantang saat demonstrasi di Bawaslu, mereka memimta pemilu ulang dilakukan karena mereka menganggap pilpres itu penuh kecurangan.
Hingga akhirnya mereka marah besar ketika Prabowo akhirnya mengakui kemenangan Jokowi dan memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Hal inilah yang membuat Rizieq Shihab dan para pengikutnya terlihat sangat membenci Jokowi dan PDIP, ditambah lagi dengan masalah pembubaran HTI yang merupakan sekondan mereka dalam berbagai gerakan yang mereka usung.
Apapun kebijakan Jokowi selalu dicari kesalahannya, polarisasi yang berkaitan dengan politik identitas terutama masalah agama terlihat ingin sekali dipelihara oleh mereka.
Karena tanpa polarisasi terutama  sentimen keagamaan gerakan mereka sepertinya tak akan berkembang bahkan bisa saja mereka dilupakan.
Makanya apapun masalah yang terlihat mempertentangan atau berbau  menyalahkan suatu kebijakan pemerintah, mereka selalu ada.
Jika terdapat pro dan kontra di masyarakat, sudah dapat dipastikan mereka akan berada diseberang pemerintah.