Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Untuk Tetap Hidup, Gojek PHK 430 Karyawan

25 Juni 2020   09:36 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:29 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar buruk datang dari perusahaan start-up Gojek, Decacorn satu-satunya yang didirikan di Indonesia ini bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja  (PHK)terhadap 430 karyawannya.

Kabar buruk yang tidak mengejutkan sebenarnya, walaupun seharusnya bisa saja dihindari. Kenapa tidak mengejutkan? 

Karena dengan berhentinya dua layanan Go life yang mencakup mitra Go Massage dan Go Clean serta Gofood Festival sejak Pandemi Covid-19 mulai merangsek ke Indonesia pada Maret 2020 lalu. 

Otomatis departemen yang mengurusi kedua layanan tersebut kehilangan kegiatan yang mesti diurusinya alias gabut.

Sehingga tak mengejutkan apabila kemudian manajemen Gojek memangkas karyawan di kedua departemen tersebut, jadi PHK hanya tinggal menunggu waktu saja.

Dan faktanya kemudian memang menunjukan bahwa karyawan yang di PHK berasal dari kedua departemen tersebut.

"Sebanyak 430 karyawan (9 persen dari total karyawan), yang sebagian besar berasal dari divisi yang terkait dengan GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan secara keseluruhan. Ini merupakan satu-satunya keputusan pengurangan karyawan yang Gojek lakukan di tengah situasi COVID-19," demikian pernyataan pihak Gojek dalam keterangan resminya, Selasa (23/06/20). Seperti yang dilansir Detik.Com

Efek Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian masyarakat memang dahsyat, karena penularannya sangat cepat dan masif seluruh manusia di muka bumi dipaksa untuk mengurangi mobilitasnya agar bisa memutus rantai penularanya tersebut.

Bahkan menurut Managing Director International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva perekonomian dunia berhenti.

"Tidak pernah dalam sejarah IMF menyaksikan perekonomian dunia melambat untuk kemudian berhenti seperti saat ini," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tak heran, jika kemudian banyak perusahaan skala besar harus melakukan restrukturisasi bahkan yang terkena dampak langsung pandemi seperti sektor pariwisata dan industri pendukungnya banyak yang menyatakan dirinya bangkrut, seperti Thai Airways dan Virgin Air misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun