Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obat Corona, Remdesivir Kini Sedang Diuji Coba di Malaysia

30 Maret 2020   10:53 Diperbarui: 30 Maret 2020   10:47 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan, hari-hari dipenuhi kabar berita yang menekan perasaan. Mulai dari kasus infeksi Covid-19 yang terus menunjukan peningkatan. Hingga prediksi kemungkinan kasus terinfeksi yang bisa mencapai jutaan kasus.

Mengharu biru memang kondisi dunia saat ini, mungkin situasi seperti ini tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Pandemi Covid-19 sepertinya sudah melululantakan nyaris seluruh sendi kehidupan masyarakat, Kesehatan, sosial, dan ekonomi bahkan harapan saja sepertinya sudah mulai terkikis secara perlahan dari kehidupan manusia di Planet biru ini.

Perpaduan berita negatif dan rasa takut yang datang secara manusiawi dari dalam diri membuat harapan itu perlahan seolah sirna.

Padahal tak seperti itu juga, percayalah setiap badai pasti akan ada akhirnya. Di ujung terowongan panjang yang gelap, selalu akan ada cahaya di ujung terowongan sana.

Cahaya itu mulai terlihat walaupun terlihat samar dan terus berkelip seperti lilin tertiup angin. 

Berbagai ilmuwan farmasi di seluruh dunia kini sedang berusaha sangat keras untuk menemukan antivirus dan obat untuk melawan dan menghajar mahluk super mini berukuran 25 mikron bernama resmi SARS NCov-2.

World Health Organization (WHO), Organisasi kesehatan dunia terus melakukan berbagai upaya untuk menemukan obat yang paling mujarab untuk menghentikan infeksi Covid-19 yang menyebabkan Pneumonia akut.

WHO  seperti yang dilansir oleh The Star Malayasia, hari Jumat (27/03/20)  mengumumkan sedang melakukan uji coba besar-besaran untuk menemukan obat mana saja yang tepat untuk mengobati pasien terinfeksi Covid-19. Gerakan uji coba ini mereka namakan "Solidarity"

Studi yang dilakukan secara bersama-sama ini dilakukan secara masif, ribuan pasien terinfeksi positif Covid-19 di sejumlah negara akan dilibatkan dalam studi ini.

Implementasi studi ini akan dilakukan secara sederhana sehingga insitusi kesehatan yang sedang kewalahan menangani membludaknya pasien infeksi Covid-19, mampu mengikuti studi ini.

Data ilmiah dari berbagai pihak kini terus dikumpulkan dan dilakukan secara terkordinasi untuk menemukan obat terbaik guna mengatasi infeksi Covid-19.

Menurut Menteri Kesehatan Malaysia, Noor Hisam lewat laman Facebook-nya menyatakan, bahwa saat ini WHO fokus pada 4 terapi pengobatan yang paling menjanjikan.

Keempat terapi tersebut adalah senyawa antivirus eksperimental yang dinamakan Remdesivir, dipadukan dengan obat malaria Chloroquine dan Hydroxychloroquine.

Selain itu, kombinasi obat antivirus HIV Iopinapir dan Ritonavir.  Dan kombinasi 2 obat tersebut ditambah dengan Interferon-Beta, suatu senyawa yang menghantar sistem kekebalan tubuh.

Malaysia kemudian dipilih oleh WHO sebagai salah satu negara yang akan melakukan uji coba pertama obat anticoronavirus SARS NCov-2.

Selain Malaysia,  ada sejumlah negara lain yang akan melakukan uji coba obat antiviruscorona antaralain Bahrain, Thailand, Afrika Selatan, Kanada, Perancis, Spanyol, Swiss, Norwegia, dan Iran.

Di Malaysia obat yang akan di uji cobakan adalah Remdesivir obat yang sejatinya diperuntukan sebagai antivirus untuk mengatasi Ebola, yang kemudian digadang-gadang mampu secara efektif mengatasi Covid-19.

Remdesivir adalah obat hasil pengembangan perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Gilead Scienses Inc yang berkantor pusat di Foster City California.

Perusahaan yang berfokus pada pengembangan obat antivirus ini dalam laman resminya Gilead.Com, menyebutkan bahwa Remdisivir awalnya dikembangkan sebagai antivirus untuk mengobati virus Ebola dan Virus Marbrug.

Obat anti virus ini pernah diuji secara klinis oleh pemerintah China di awal wabah menghantam Wuhan China, namun belum disetujui penggunaannya oleh negara manapun di dunia.

Meskipun saat uji klinis dilakukan di China, otoritas kesehatan China menyimpulkan bahwa Remdesivir ini mujarab untuk mengatasi Covid-19.

Bahkan Pemerintah China sempat mengajukan hak paten atas antivirus Remdesivir ini pada bulan Januari 2020.

Sebelum diujicobakan untuk antivirus Covid-19, Remdesivir pernah di ujicobakan secara terbatas saat wabah SARS dan MERS merebak, karena itu lah kemudian Remdesivir di ujicobakan juga pada Covid-19, karena virus-virus tersebut sejenis.

Sebetulnya Remdesivir ini pernah diuji coba kan juga kepada salah satu pasien terpapar virus corona di AS. Pasien tersebut diberi Remdesivir setelah 7 hari dirawat dan gejala infeksinya kemudian mereda setelah dua hari diberi obat tersebut.

Bahkan menurut Asisten Direktur Jendral WHO, Bruce Alyward, Remdesivir merupakan satu-satunya obat yang mampu menghadang Covid-19.

Menurut Peneliti dari Alberta University Edmonton Kanada, Remdisivir adalah molekul baru yang telah menunjukkan spektrum aktivitas yang luas terhadap virus RNA. Mereka menjelaskan bahwa obat ini sebenarnya adalah inhibitor analog nukleotida yang menghambar RNA Polimerase. 

RNA ini memiliki rantai tunggal seperti virus corona pada Kasus SARS dan MERS. Mengingat virus Covid-19 pun memiliki struktur serupa dengan virus SARS, cara kerjanya, setelah obat ini dimasukan ke dalam rantai RNA virus Covid-19 yang berkembang, maka virus tersebut tak akan mampu lagi melakukan replikasi.

Harapannya setelah uji coba yang kini dilakukan oleh WHO secara masif, obat tersebut bisa benar-benar efektif menghancurkan virus SARS NCov-2 yang kini sedang mencengkram Bumi.

Harapan akan selalu ada, ayo kita sama-sama menjaga jarak dengan.cara diam dirumah, agar virus bedebah itu tak bisa terus menyebarkan Covid-19.

Jaga imunitas dan Kesehatan diri, sehat selalu, percayalah harapan itu ada kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun