Kabar menyedihkan datang dari Arsenal ketika Pelatih mereka Mikel Arteta dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
3 pemain Leicester City pun kabarnya juga terindikasi infeksi virus corona, tak hanya di Inggris beberapa negara utama sepakbola Eropa kini sudah mulai terancam oleh wabah  COVID 19.
Italia merupakan negara Eropa pertama yang secara resmi menghentikan kompetisi Liga Serie A sampai batas waktu yang belum ditentukan, menyusul penutupan seluruh negeri akibat pandemi infeksi virus corona yang sangat masif.
Kemudian Spanyol, paling tidak selama 2 pekan ke depan Kompetisi La Liga tak akan menggelar pertandingan.
Demikian pula Liga Champions dan Liga Europa ditunda atau digelar tapi tanpa penonton.
Berbagai media di Inggris pun kini sudah menyuarakan wacana penghentian Kompetisi Liga Premier, kasta tertinggi kompetisi klub sepakbola di Inggris.
Terinfeksinya Mikel Arteta Pelatih Kepala Arsenal, seperti yang dilansir oleh Bolasport.com, pihak klub langsung meminta seluruh pihak, baik pemain maupun jajaran pelatih untuk mengkarantina dirinya sendiri.
Dengan kondisi seperti ini tentu saja semua pertandingan yang melibatkan Arsenal harus ditunda, karena sesuai protokol pencegahan yang dikeluarkan oleh WHO, karantina harus dilakukan selama 14 hari.
Artinya 2 pekan para pelatih dan pemain Arsenal tak bisa bertanding, kondisi Arteta sendiri dikabarkan stabil.
Leicester City , klub asuhan Brendan Rogers pun saat ini dalam situasi  yang buruk karena virus corona. 3 pemainnya dikabarkan  memiliki gejala terinfeksi virus corona dan saat ini sedang mengkarantina dirinya sendiri.
"Ada beberapa pemain yang menunjukkan gejala dan tanda-tanda (virus corona)," ujar Rodgers, dalam pernyataan resmi klub. Seperti yang dikutip dari Detik.com.
Inggris merupakan salah satu negara Eropa yang terpapar virus corona, sampai tulisan ini dibuat 459 orang di Inggris dinyatakan positif virus corona.
Memang tak separah negara-negara Eropa daratan seperti Italia, Spanyol, Jerman, Perancis, Denmark dan beberapa negara lain.
Namun pemerintah Inggris kini sedang menyusun protokol yang lebih ketat agar penyebaran COVID 19 tak separah negara Eropa lain, menyusul penetapan COVID 19 menjadi Pandemi Global oleh WHO.
Berarti mitigasi yang lebih ketat untuk menahan penyebaran segera akan dilakukan, apakah pengetatan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Inggris termasuk penghentian Kompetisi English Premiere League (EPL)?
Media Inggris The Sun dan The Telegraph mengabarkan jika EPL kemungkinan akan dihentikan sementara selama 2 bulan.
Jika memang EPL dihentikan secara prematur, lantas bagaimana nasib Liverpool yang kini dalam posisi diatas angin, dan sudah hampir dapat dipastikan menjuarai EPL musim 2019-2020.
Penantian yang panjang selama 30 tahun, sejak terakhir Luverpool menjuarai Liga Inggris pada tahun 1990, akan kah berakhir sia-sia?
Bila skenario terburuk terjadi, otoritas Liga Inggris nantinya akan memanggil seluruh klub yang terlibat kompetisi di Inggris, dari kasta terbawah hingga EPL.
Nantinya mereka akan bersepakat tentang penentuan Juara Liga, degradasi dan wakil-wakil Inggris ke kompetisi Eropa.
Akan sangat kontroversial juga sih sebenarnya jika otoritas Liga Inggris menyatakan Liga dihentikan tanpa menetapkan Liverpool sebagai juara walaupun kompetisi belum usai dipertandingkan.
Keunggulan 22 poin atas peringkat ke 2 Manchester City dengan sisa 6 pertandingan rasanya akan sangat menyakitkan  bagi klub dan fans Liverpool jika Kompetisi Liga Inggris dihentikan tanpa menetapkan Liverpool sebagai Juara Premiere League musim 2019-2020.
Saat ini EPL masih menunggu arahan pemerintah Inggris terkait kelangsungan Kompetisi musim 2019-2020. Apakah di lanjut, ditunda beberapa saat atau dihentikan sama sekali.
Keselamatan dan kesehatan pemain, penonton, dan masyarakat luas lebih penting daripada kompetisi itu sendiri.
