Transfer Ini: Romantis Sekaligus Strategis Modric datang bukan cuma untuk menari musim panas di San Siro. Dia datang untuk jaga bara yang hampir padam.Â
AC Milan musim lalu tidak lolos kompetisi Eropa. Reruntuhan musim yang kelam ini butuh cahaya. Dan Modric? Dia lilin kecil yang pernah menerangi Santiago Bernabu.Â
Pengalaman lima gelar Liga Champions, Ballon d'Or 2018, dan karakter baja dari Balkan, kehadirannya bukan soal uang (meskipun 3,5 juta tetap manis). Tapi ini tentang warisan. Tentang mengakhiri dongeng di tempat yang tahu cara menghargai kisah.
 Serie A Dulu vs Sekarang: Apa yang Berubah?Â
Di era 2000-an, Serie A adalah liga Tuhan-tuhan kecil. Ada Totti, Maldini, Del Piero, Shevchenko, Kaka, dan Zanetti. Stadion penuh. Drama tinggi. Sepak bola Italia waktu itu bukan cuma permainan, tapi film thriller dengan skrip tak terduga.
 Sekarang? Ya, mungkin tidak sepopuler Premier League. Tidak semewah PSG di Ligue 1. Tapi Serie A masih punya satu hal: jiwa. Dan jiwa itu hidup kembali setiap kali pemain besar datang ke sini bukan untuk pensiun, tapi untuk membuktikan bahwa mereka belum habis.Â
Modric dan Debut yang DitungguÂ
Setelah Piala Dunia Antarklub selesai, Modric langsung meluncur ke Milan, siap jalani tes medis. Kalau semuanya sesuai rencana, ia bakal debut di laga pramusim lawan Leeds dan Chelsea.Â
Tetapi yang paling ditunggu, tentu saja, adalah debut resminya: 17 Agustus 2025, di Copa Italia lawan Bari. Dan Serie A? Siap dimulai 23 Agustus, dengan Cremonese sebagai pembuka.Â
Fans Milan sudah menyiapkan koreografi. Dan Modric? Dia cuma perlu satu operan indah untuk membuat semuanya kembali jatuh cinta.Â