Mohon tunggu...
Ferry Irawan suyitno
Ferry Irawan suyitno Mohon Tunggu... rakyat biasaa

penikmat kopi, rokok kretek, buku, senja dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Luca Modric dan Romantisme Sepak Bola yang Tak Kunjung Pensiun

16 Juli 2025   15:58 Diperbarui: 17 Juli 2025   10:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Modric resmi diperkenalkan sebagai pemain AC Milan pada Senin (14/7/2025). (Sumber: Media sosial X AC Milan via kompas.com) 

Milan, 14 Juli 2025 --- Waktu boleh terus berlari, tapi Luka Modric memilih berjalan perlahan. Dengan sepatu lama dan kepala penuh cerita, ia kini mendarat di kota mode, berganti warna dari putih Real Madrid ke merah-hitam AC Milan. 

Bukan untuk sekadar numpang lewat. Tapi untuk satu misi terakhir: menari bersama waktu. Ya, Modric resmi berseragam Rossoneri. Gratis. Cuma-cuma. Tapi nilainya? Tidak ternilai. 

Ia datang dengan kontrak satu tahun, bergaji 3,5 juta euro, plus opsi perpanjangan. Pakai nomor 14, sebagai penghormatan untuk Johan Cruyff---sosok revolusioner yang dulu juga bermain dengan kepala, bukan otot. Milan menyambutnya bukan sebagai tamu, tapi sebagai maestro baru untuk simfoni lama. 

Serie A: Liga Pemain Tua?

 Mungkin. Tapi Lihat Lagi Ada yang nyeletuk di media sosial: "Wah, Serie A mah isinya pemain tua semua!" --- dan jujur, pernyataan itu nggak sepenuhnya salah. 

Tapi hei, di mana lagi kamu bisa lihat pemain umur 39 tahun masih mengatur tempo seperti dirigen orkestra? Cristiano Ronaldo datang ke Juve di usia 33 dan bikin Serie A panas. 

Zlatan Ibrahimovi pulang kampung ke Milan di usia 38, mencetak gol sambil nyengir, lalu pensiun elegan. Sekarang, giliran Modric yang masuk dalam klub elit "para legenda belum selesai bicara.

" Kenapa Mereka Datang ke Italia? Alasannya sederhana: Serie A bukan liga yang butuh kamu sprint 90 menit. Ini bukan tempat buat bocah yang masih senang pamer dribel di TikTok. 

Ini rumah bagi mereka yang berpikir tiga langkah lebih cepat, bermain dengan insting dan intuisi. Italia adalah liga di mana umpan satu garis bisa membunuh seluruh formasi lawan. 

Itu kenapa Modric cocok di sini. Karena yang dibutuhkan bukan lari, tapi visi. Bukan kecepatan, tapi ketepatan. Dan Milan? Lagi butuh mentor, pelindung, dan pahlawan bisu untuk membimbing skuad muda yang sedang direparasi Massimiliano Allegri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun