Mohon tunggu...
Ferry Admi Ral
Ferry Admi Ral Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sunda yang Ramah, Dulu dan Sekarang

26 September 2018   20:30 Diperbarui: 28 September 2018   00:32 3492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sebuah refleksi dari sebuah tragedi)

Sunda selain terkenal dengan penampilan yang halus dan rupawan, juga terkenal berkat keramah-tamahannya. Gemar menyapa, suka bercanda, berbicara dengan tutur bahasa yang halus, hingga kebiasaan yang murah senyum.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut sudah menjadi kultur dan tradisi tersendiri bagi orang Sunda. Budaya Sunda yang penuh sopan santun memang akhirnya melahirkan karakter orang-orang yang ramah tamah atau someah, hormat pada orang tua dan rekan sebaya, lemah lembut dengan tutur kata yang sopan dan menyenangkan.

Itulah yang memberi kesan dan kenangan ketika pertama menjejakkan kaki di Bogor saat pertama masuk kuliah di IPB, 27 tahun yang lalu. Bogor menjadi salah satu representasi keramahtamahan Sunda yang saya temui, dapatkan dan rasakan. Sesuatu yang menyenangkan dan menenangkan.

Saat saya menjejakkan kaki ke kota Bandung di saat libur, di saat pergi dan tinggal dalam hitungan hari yang cukup lama, saya semakin terkagum akan keramahan dan karakteristik Sunda yang penuh budaya santun menyenangkan itu. 

Ternyata lebih ramah lagi, lebih halus lagi. Bagaimana bertanya arah jalan dijawab dengan ramah dengan menunjuk pakai jempol dengan badan setengah dibungkukkan, bagaimana ketika numpang lewat, permisi direspon dengan kata "mangga" yang tidak mudah tersinggung meski mungkin terkena badan saat berselisih jalan, dsb dsb itu.

Sebagai manusia, bertetangga, berumah tangga wajar dan tentu saja ada pertengkaran, keributan dan yang membuat kesal juga marah. Namun dalam perjalanan dan pengalaman yang saya lalui orang Sunda dan daerah Sunda pada umumnya adalah yang paling minim terjadi keributan itu, tidak ada kekerasan ekstrim. 

alau pun ada pertengkaran, semua terjadi tidak lama, tidak berkepanjangan dan tidak dalam taraf yang memprihatinkan. Secara keseluruhan dapat dianggap tidak ada hal yang krusial dan buruk pada kehidupan pergaulan bermasyarakat orang Sunda.

Di situlah saya sering rindu dan ingin kembali datang di saat saat kesempatan ada ke tanah Sunda, ketemu orang Sunda, teman sahabat dan ataupun tuk sekedar melihat kehidupan dan aktivitas masyarakat Sunda terutamanya di kota Bogor tempat menjalani masa masa kuliah dan masa masa bekerja menglajo Jakarta, serta Kabupaten Bogor tempat adik yang sudah lama menetap dengan ponakan- ponakan yang lahir dan besar di sana. 

Dan apalagi Bandung tentunya, pasti kan lebih merindukan bila saja saya punya tempat untuk tinggal berlama- lama di kota kembang, kota seni dan kota pendidikan penuh budaya ramah tamah itu.

Kesimpulannya, daerah Sunda, orang Sunda adalah menyenangkan, baik, ramah yang penuh damai, tentram. I love it so much.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun