Johan Liebert merupakan antagonis utama pada serial anime Monster, diceritakan bahwa Johan lahir di Eropa timur disebuah tempat misterius bernama "Kinderheim 511" yakni panti asuhan yang merupakan tempat eksperimen psikologis rahasia. Disana, anak-anak terpisah dari identitasnya, tidak diberi nama, dan dipaksa melalui eksperimen cuci otak serta kekerasan ekstrem untuk menghapus emosi dan menciptakan "manusia sempurna tanpa hati nurani".Â
Dari sinilah, Johan mulai menjadi tokoh yang manipulatif, dingin dan nihil empati. Ia menyaksikan kekerasan ekstem ditempat tersebut dimana anak-anak disana saling bunuh membunuh dan hanya ia yang menjadi satu-satunya yang " selamat", bukan karna beruntung, melainkan ia memanipulasi anak disana untuk saling bunuh membunuh.Â
Johan memiliki seorang saudara perempuan bernama Anna Liebert, mereka berdua tinggal disebuah rumah di perbatasan Cekoslowakia, tempat seorang wanita dikenal sebagai "The Woman Without a Name" menjaga mereka. Suatu malam, sekelompok tentara datang dan membantai semua orang di rumah itu, hanya menyisakan Johan dan Nina. Trauma dari peristiwa itu membuat Nina kehilangan sebagian ingatannya. Setelah itu, Johan membawa Nina ke Jerman Barat dan akhirnya mereka ditemukan oleh dokter Tenma, yang kemudian menyelamatkan Johan dari luka tembak di kepala.
Setelah diselamatkan, Johan tumbuh dengan membawa dua sisi:
*Sisi tenang dan menawan, hasil dari kecerdasan dan penampilannya yang sempurna.
*Sisi gelap dan destruktif, hasil dari trauma masa kecil dan eksperimen di Kinderheim.
Ia menganggap dirinya "monster", dan berusaha membuktikan bahwa "semua manusia juga bisa menjadi monster."Tujuannya bukan sekadar membunuh, tetapi menghancurkan makna kemanusiaan itu sendiri, membuat orang lain hancur secara mental dan moral.
pada dasarnya, kepribadian Johan bisa menjadi sangat tenang dan menawan yang membuat banyak orang mempercayainya. Dan sisi manipulatif dan tanpa empati, ia bisa membuat orang lain membunuh diri atau satu sama lain tanpa menyentuh mereka.
Johan Liebert merupakan salah satu perwujudan paling kuat dari prinsip nihilisme dalam dunia fiksi. Nihilisme sendiri adalah pandangan bahwa hidup tidak memiliki makna, tujuan, atau nilai moral yang absolut. Johan percaya bahwa hidup manusia hanyalah kebetulan tanpa tujuan. Ia melihat kematian dan penderitaan sebagai hal yang tidak signifikan, sama seperti kehidupan itu sendiri.
Johan tidak percaya pada konsep moral tradisional seperti "baik" dan "jahat". Baginya, semua manusia bisa menjadi monster, tergantung pada situasi dan tekanan yang mereka alami. Ia sering memanipulasi orang biasa agar membunuh, lalu berkata bahwa mereka hanya mengikuti sifat asli mereka.
Johan sering memperlakukan kehidupan manusia seolah tidak lebih penting daripada sebuah benda.
Ia tidak membunuh karena dendam atau kesenangan, melainkan karena ia benar-benar tidak melihat perbedaan antara hidup dan mati. Dalam banyak adegan, Johan menyatakan bahwa setiap manusia menyimpan kehampaan di dalam dirinya.
Ia mencoba membuktikan hal itu dengan menghancurkan psikologis orang-orang, hingga mereka menyadari "kekosongan" diri sendiri.
Bagi Johan, penghancuran makna hidup justru membuat manusia bebas.
Dengan menghapus rasa bersalah, harapan, dan tujuan, seseorang menjadi "bebas dari penderitaan."
Namun kebebasan versi Johan ini bersifat gelap dan destruktif, ia membebaskan manusia dengan cara memutus semua ikatan moral.
Dalam perspektif filsafat, Johan Liebert dapat dipahami sebagai perwujudan eksistensial dari nihilisme, yakni pandangan yang menolak keberadaan makna, tujuan, dan nilai objektif dalam kehidupan. Latar belakang traumatisnya di Kinderheim 511 dan pengalaman masa kecil yang penuh kekerasan membentuk kesadaran nihilistik yang menolak realitas moral dan kemanusiaan. Johan tidak sekadar menolak makna hidup; ia berupaya membuktikan ketiadaan makna itu melalui tindakan dan manipulasi psikologis terhadap orang lain.
Secara ontologis, Johan menempatkan dirinya di luar kategori baik dan jahat. Ia hidup dalam ruang abu-abu di mana moralitas tidak lagi relevan. Dalam pandangannya, manusia hanyalah entitas kosong yang hidup tanpa tujuan sejati, Â sekadar hasil kebetulan biologis yang akhirnya akan lenyap. Dengan demikian, ia memanifestasikan nihilisme ontologis dan moral, yaitu keyakinan bahwa tidak ada esensi tetap dalam eksistensi manusia dan tidak ada dasar moral universal yang dapat dijadikan pegangan.
Dari sudut pandang eksistensialisme, Johan menjadi simbol kehampaan manusia modern: makhluk yang kehilangan arah karena tidak menemukan makna di dunia yang absurd. Ia adalah refleksi ekstrem dari pertanyaan klasik filsafat: "Jika hidup tidak memiliki makna, apa yang mencegah manusia dari kehancuran?" Dengan demikian, karakter Johan Liebert bukan sekadar representasi kejahatan, tetapi cermin filosofis dari kekosongan eksistensial, yang menantang pemikiran kita tentang nilai, moralitas, dan makna kehidupan itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI