Mohon tunggu...
Ferliam Felianto
Ferliam Felianto Mohon Tunggu... Siswa sekolah Kristen Kanaan Jakarta, ingin menjadi penulis terkenal

Hobi saya adalah menggambar, saya juga sering bermain game

Selanjutnya

Tutup

Film

Siapa itu Johan Liebert? perwujudan dari "Nihilisme" dan "Eksistensialisme"

11 Oktober 2025   21:54 Diperbarui: 11 Oktober 2025   21:54 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Johan, penghancuran makna hidup justru membuat manusia bebas.
Dengan menghapus rasa bersalah, harapan, dan tujuan, seseorang menjadi "bebas dari penderitaan."
Namun kebebasan versi Johan ini bersifat gelap dan destruktif, ia membebaskan manusia dengan cara memutus semua ikatan moral.

Dalam perspektif filsafat, Johan Liebert dapat dipahami sebagai perwujudan eksistensial dari nihilisme, yakni pandangan yang menolak keberadaan makna, tujuan, dan nilai objektif dalam kehidupan. Latar belakang traumatisnya di Kinderheim 511 dan pengalaman masa kecil yang penuh kekerasan membentuk kesadaran nihilistik yang menolak realitas moral dan kemanusiaan. Johan tidak sekadar menolak makna hidup; ia berupaya membuktikan ketiadaan makna itu melalui tindakan dan manipulasi psikologis terhadap orang lain.

Secara ontologis, Johan menempatkan dirinya di luar kategori baik dan jahat. Ia hidup dalam ruang abu-abu di mana moralitas tidak lagi relevan. Dalam pandangannya, manusia hanyalah entitas kosong yang hidup tanpa tujuan sejati,  sekadar hasil kebetulan biologis yang akhirnya akan lenyap. Dengan demikian, ia memanifestasikan nihilisme ontologis dan moral, yaitu keyakinan bahwa tidak ada esensi tetap dalam eksistensi manusia dan tidak ada dasar moral universal yang dapat dijadikan pegangan.

Dari sudut pandang eksistensialisme, Johan menjadi simbol kehampaan manusia modern: makhluk yang kehilangan arah karena tidak menemukan makna di dunia yang absurd. Ia adalah refleksi ekstrem dari pertanyaan klasik filsafat: "Jika hidup tidak memiliki makna, apa yang mencegah manusia dari kehancuran?" Dengan demikian, karakter Johan Liebert bukan sekadar representasi kejahatan, tetapi cermin filosofis dari kekosongan eksistensial, yang menantang pemikiran kita tentang nilai, moralitas, dan makna kehidupan itu sendiri.

https://pin.it/7g9kdvrlA
https://pin.it/7g9kdvrlA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun