Ada lagu yang hanya sekadar terdengar, dan ada lagu yang benar-benar dirasakan. "Titik Nadir" dari Kahitna yang berkolaborasi dengan Monita Tahalea termasuk ke dalam kategori kedua. Lagu ini tidak sekadar menemani hari, tapi menyentuh sisi paling sunyi dalam diri, tempat di mana cinta dan luka bertemu tanpa kata.
Ada yang khas dari setiap karya Kahitna, selalu hangat, lembut, namun meninggalkan bekas di hati. Dalam "Titik Nadir", mereka seolah mengajak kita berjalan pelan di lorong kenangan, di mana seseorang mencapai batas terendah dalam mencintai, namun masih berusaha bertahan dengan sisa ketulusan. Kehadiran Monita Tahalea menambah nuansa sendu sekaligus indah; suaranya lembut tapi kuat, seperti seseorang yang belajar ikhlas di tengah kehilangan.
Lirik lagu ini berbicara jujur tentang perjuangan mencintai yang tak selalu berakhir bahagia. Tentang mereka yang sudah berusaha, namun harus menerima bahwa tidak semua yang kita jaga akan tetap tinggal. Di titik terendah itu, justru ada makna bahwa cinta bukan soal memiliki, melainkan memahami kapan harus melepaskan.
Kahitna dan Monita berhasil menyusun harmoni yang bukan hanya terdengar di telinga, tapi juga menggema di hati. Lagu ini mengingatkan kita bahwa setiap manusia pasti punya titik nadirnya masing-masing, namun dari sanalah kita belajar berdamai dengan realita, menemukan kekuatan, dan mengenal diri sendiri lebih dalam.
Pada akhirnya, "titik nadir" bukan akhir dari segalanya. Ia adalah tempat di mana seseorang belajar berdamai dengan luka, dengan masa lalu, dan dengan kenyataan bahwa cinta pun bisa bertransformasi menjadi keikhlasan. Lagu ini menjadi pengingat bahwa dari kehilangan pun, ada keindahan yang bisa tumbuh jika kita mau melihatnya dengan hati yang lapang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI