Mohon tunggu...
Ferdy Salamat
Ferdy Salamat Mohon Tunggu... Insinyur - Lingkungan Hidup

Membaca dan Olah Raga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Penggunaan Lahan Berhubungan dengan Pencemaran Escherichia coli di Mata Air Karst?

15 Mei 2022   23:05 Diperbarui: 15 Mei 2022   23:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) sebagai kesepakatan pembangunan global guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Tujuan SDGs ke 7 yaitu memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua. Target pada tahun 2030, memperbaiki kualitas air dengan mengurangi polusi, menghapuskan pembuangan limbah dan meminimalisir pembuangan bahan kimia dan materi berbahaya, mengurangi separuh dari proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara substansial meningkatkan daur ulang dan penggunaan ulang yang aman secara global.

Pengambilan atau pemanfaatan mata air karst untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari tahun ke tahun selalu meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Kebutuhan air yang selalu meningkat menyebabkan manusia lupa bahwa daya dukung dan daya tampung lingkungan ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air, baik kebutuhan domestik maupun untuk kebutuhan lain seperti industri, pertanian dan perkotaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sumber-sumber mata air karst pada masa yang akan datang, antara lain kondisi tutupan lahan pada daerah tangkapan air hujan (chactment area), aktivitas pemanfaatan lahan di daerah tangkapan air hujan, kondisi geomorfologi dan geologi, serta pola konsumsi atau pemanfaatan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sangat bergantung kepada perkembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk.

Pemanfaatan sumber mata air karst untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang tidak didasari oleh pemahaman akan karakteristik sumber mataair, proses pembentukannya, dan dinamika hidrologi yang akan terjadi, justru akan menyebabkan penurunan atau degradasi sumberdaya air tersebut yang tentunya dapat menimbulkan masalah ketersediaan dan kualitas air sumber mata air karst untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi penduduk pada masa yang akan datang.

Penurunan kualitas mata air karst berhubungan erat dengan tingkat kepadatan penduduk, sebab semakin banyak jumlah penduduk maka limbah yang dibuang ke lingkungan akan semakin besar. Penurunan kualitas mata air dapat juga disebabkan oleh sanitasi yang kurang baik seperti adanya rembesan air limbah dari rumah tangga, termasuk rembesan dari septik tank. Pencemaran ini ditandai adanya bakteri Escherecia coli pada mataair karst.

Kurangnya pemahaman masyarakat akan bahaya bakteri Escherecia coli menyebabkan kurangnya kesadaran dan kemauan untuk melakukan pencegahan terhadap kontaminasi bakteri tersebut. Penurunan kualitas mata air karst akan mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan manusia khususnya yang disebabkan oleh Escherecia coli seperti diare, infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan, pneumonia, dan penyakit lainnya. Keberadaan Escherecia coli sebagai indikator kualitas air menjadi salah satu alasan pentingnya menjaga mata air karst dari pencemaran, sehingga penelitian di bidang ini sangat penting. Artikel ini mengulas pengetahuan terkini untuk menjawab pertanyaan “apakah penggunaan lahan berhubungan dengan pencemaran Escherichia coli di mata air karst?.

Konsentrasi E. coli dan Penggunaan Lahan

Akuifer karst memiliki hidrologi yang khas dan memasok 25% populasi dunia dengan air minum, menjadikannya pengaturan geologis yang penting untuk memahami dan mengelola pencemaran mikroba di air minum. Curah hujan menyebabkan peningkatan konsentrasi dan pemuatan mikroorganisme tinja, misalnya, di daerah tangkapan air hujan dan sistem air tanah, meningkatkan risiko paparan manusia terhadap air yang terkontaminasi tinja. Konsentrasi E. coli ditemukan meningkat 1-3 kali lipat setelah kejadian hujan. Konsentrasi maksimum E. coli dan kecepatan resesi E. coli dipengaruhi oleh curah hujan (jumlah, intensitas), waktu kegiatan pertanian, dan posisi dalam sistem hidrologi. Konsentrasi E. coli meningkat dengan meningkatnya debit di semua penggunaan lahan di kawasan karst. Berdasarkan hasil penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana karakteristik curah hujan dikombinasikan dengan penggunaan lahan dan hidrologi daerah tangkapan air hujan untuk mengontrol E. coli.

Variasi dalam Konsentrasi E. Coli berdasarkan lokasi dan luasan daerah resapan air hujan  di mata air karst menunjukkan konsentrasi E. Coli lebih tinggi pada lahan pertanian atau kebun campur dan sampel dari lahan berhutan jauh lebih rendah dari lahan kebun campur. Beberapa parameter kualitas air menunjukkan pengelompokan dalam grup yang ditentukan oleh klasifikasi kategoris lokasi menurut penggunaan lahan di daerah tangkapan air hujan dalam sistem karst. Konsentrasi E. coli meningkat secara berurutan berdasarkan lokasi lahan berhutan < lahan kebun campur < lahan perkotaan. Parameter lingkungan lainnya seperti Suhu dan Kekeruhan menunjukan pola yang sama yaitu lebih rendah di lokasi berhutan daripada di lokasi pertanian atau perkotaan.

Pengaturan pengunaan lahan terhadap konsentrasi E. Coli menunjukkan pengendalian yang paling relevan dalam pengelolaan mata air karst. Metode pemodelan penggunaan lahan dari masing-masing karakteristik daerah tangkapan air hujan menjadi yang paling signifikan dalam mengontrol konsentrasi E. coli. Konsentrasi E. Coli yang tinggi pada daerah resapan air hujan dipengaruhi oleh curah hujan dan aktivitas pertanian, peternakan dan pemukiman sehingga pengendalian temporal yaitu saat musim hujan, dan kegiatan pertanian, peternakan  dan pemukiman dapat menjadi pengendalian yang lebih penting dari pada pengendalian di mata air karst. Kontaminasi feses pada mata air karst adalah hal yang umum di seluruh dunia dan konsentrasi E. Coli yang diamati dalam penelitian ini sebanding dengan konsentrasi yang diamati di kawasan karst dengan input manusia atau ternak.

Faktor Penyebab Konsentrasi E. coli Meningkat di Mata Air Karst

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun